Kapolda Jatim: Wajib Contoh Pencak Silat Magetan, Potensi Konflik Terendah Pencetak Pendekar Terbanyak

Kapolda Jatim: Wajib Contoh Pencak Silat Magetan, Potensi Konflik Terendah Pencetak Pendekar Terbanyak

Ilmusetiahati.com – Perguruan pencak silat di Kabupaten Magetan memiliki potensi konflik terendah nomor 1 di Jawa Timur, menurut Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur (Kapolda Jatim), Irjen Pol Toni Harmanto. Hal ini disampaikan saat kegiatan ‘Jumat Curhat Kapolda Jatim’ di Pendapa Surya Graha, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Jumat (10/3/2023).

Menurut Irjen Pol Toni Harmanto, di Jawa Timur, banyak perguruan pencak silat yang mewarnai kegiatan mereka dengan keributan. Namun, di Magetan, mereka bergotong-royong dan baik-baik saja. Dengan guyub rukunnya perguruan di Magetan, Irjen Pol Toni Harmanto berharap hal ini dapat menjadi role model teladan bagi berbagai perguruan pencak silat di Jawa Timur. Bagaimana stake holder Pemerintah Kabupaten Magetan bisa membangun keguyuban tersebut menjadi salah satu hal yang perlu dipelajari.

Irjen Pol Toni Harmanto dan PJU Polda Jatim tiba di Pendapa Surya Graha, Magetan kurang lebih pukul 10:10 WIB. Kehadiran orang nomor satu di Polda Jatim tersebut disambut oleh Bupati Magetan Suprawoto, Kapolres Magetan, AKBP Muhammad Ridwan, Drs. Nanang Budi Setyaji, M.Pd, Dewan Pembina IPSI Magetan sekaligus Ketua Cabang PSHT Magetan dan beberapa pejabat lainnya.

Baca Juga : 6 Fakta Kasus PSHT PM di Mojokerto,Pesilat Serang dan Lukai Warga

Sebelum memulai kegiatan ‘Jumat Curhat Kapolda Jatim’, Irjen Pol Toni Hermanto memberikan santunan kepada anak stunting dan yatim di Magetan. Selain itu, dia juga meninjau langsung cek kesehatan gratis yang bekerjasama dengan Si Dokes Polres Magetan dan RS Bhayangkara Nganjuk, serta donor darah dan vaksinasi booster yang bekerjasama dengan PMI Magetan.

Bupati Magetan Suprawoto yang juga merupakan Dewan Cabang PSHT Magetan mengatakan bahwa kegiatan ‘Jumat Curhat Kapolda Jatim’ sangat bermanfaat untuk menampung aspirasi masyarakat. Dengan demikian, jika ada suatu persoalan, maka bisa segera diselesaikan. Dia berharap kegiatan tersebut bisa terus berjalan di Magetan, sehingga problem Kamtibmas bisa terjaga dan segera diselesaikan jika ada.

Drs. Nanang Budi Setyaji, M.Pd, berharap agar Kapolda memberikan dukungan terhadap slogan “sing akur kabeh sedulur” untuk menjadi slogan resmi IPSI dan memperkuat rasa kebersamaan antara para pesilat di Magetan. Slogan tersebut digagas oleh Kapolres Magetan, AKBP Muhammad Ridwan, saat ia menyelenggarakan Turnamen Pencak Silat Kapolres Cup beberapa waktu lalu. “Kami, sebagai anggota IPSI, belum memiliki slogan kebersamaan. Oleh karena itu, kami meminta izin dari Pak Kapolres untuk menggunakan slogan tersebut sebagai slogan resmi,” tambahnya.

Baca Juga : Sejarah Pamter atau Paspamter PSHT

Kapolda Jatim, Toni Harmanto, mengungkapkan bahwa sejumlah perselisihan antar perguruan silat di Jawa Timur telah menyebabkan beberapa korban luka dan bahkan kematian. Oleh karena itu, himbauan untuk tidak melakukan latihan pada hari Sabtu dan Minggu bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya konflik. “Setelah saya memetakan tempat-tempat berkumpul dan bergerombol, masalah muncul pada waktu-waktu tersebut. Setelah adanya himbauan tersebut, jumlah kejadian menurun karena tidak ada pertemuan fisik antara anggota pencak silat,” katanya.

Toni Harmanto mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkan permintaan dari para pesilat di Kabupaten Magetan, mengingat tidak pernah ada konflik antar perguruan silat di daerah tersebut. “Silakan jika Kapolres memiliki pertimbangan di sini, karena tidak ada konflik antar perguruan silat di sini,” ujarnya.

Seperti yang diketahui, Jumat Curhat merupakan salah satu program yang diinisiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Program ini juga dilaksanakan Kapolda Jatim di Kabupaten Magetan sebagai salah satu program aspiratif yang diadakan secara tatap muka dengan masyarakat untuk mendengarkan langsung dinamika yang terjadi di masyarakat.

nanang dewan pembina ipsi magetan