Serang Polisi, PSHTPM Jember Dibekukan
Ilmusetiahati.com – Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun (PSHTPM) Jember dibekukan, saat ini PSHTPM Jember tengah menjadi sorotan setelah 13 pesilatnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan terhadap Aipda Parmanto, anggota Polsek Kaliwates. Menyikapi kejadian tersebut, Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto, mengumumkan pembekuan sementara seluruh kegiatan PSHTPM di Jember hingga proses hukum terhadap para tersangka selesai.
Irjen Imam Sugianto menegaskan, pembekuan ini diambil sebagai langkah untuk memastikan proses hukum berjalan lancar dan agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami bekukan kegiatan PSHTPM Jember sampai proses hukum terhadap pelaku penganiayaan tuntas. Peristiwa ini harus menjadi titik tolak untuk sementara kegiatan PSHTPM di Kabupaten Jember,” ujar Imam, Jumat (26/7/2024).
Baca Juga : Pamter Pembunuh Wanita di Setren Wonogiri Ternyata Residivis Kasus Serupa
Ia menambahkan, momentum ini harus dimanfaatkan oleh PSHTPM untuk memperbaiki manajemen organisasi. “Mari kita jadikan ini sebagai momentum untuk berbenah, memperbaiki manajemen, dan menguatkan sistem agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” lanjutnya. Imam juga mengingatkan, organisasi pencak silat seharusnya tidak menciptakan kericuhan, melainkan harus mampu menjaga dan menciptakan keamanan di lingkungan sekitarnya. “Tindakan seperti ini dapat memicu ketidakstabilan keamanan,” paparnya.
Baca Juga : Profil Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq
Kapolda berharap agar PSHTPM dapat mengambil hikmah dari kejadian ini dan melakukan evaluasi menyeluruh. “Mudah-mudahan PSHTPM bisa menjadi perkumpulan pencak silat yang lebih baik dan dicintai oleh masyarakat,” harap Imam. Ia menegaskan bahwa pembekuan ini bukan untuk mematikan kegiatan, tetapi untuk menyelamatkan citra dan keberadaan organisasi pencak silat yang telah lama berdiri ini.
Peristiwa pengeroyokan terhadap Aipda Parmanto sendiri terjadi pada hari Kamis (25/7/2024) malam. Para pesilat yang terlibat, dengan jumlah 13 orang, melakukan pengeroyokan hingga mengakibatkan Aipda Parmanto menderita luka-luka. Tindakan kekerasan ini sontak membuat masyarakat dan pihak berwajib bereaksi cepat untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Polisi kini tengah mengumpulkan bukti dan saksi-saksi untuk memperkuat dakwaan terhadap para tersangka. Kejadian ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai luhur pencak silat. Banyak kalangan berharap agar PSHTPM Jember bisa segera memperbaiki diri dan kembali berkontribusi positif bagi masyarakat tanpa menciptakan masalah.
Pihak PSHTPM sendiri melalui pernyataan resmi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan keluarga korban atas peristiwa tersebut. Mereka berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. “Kami sangat menyesal atas kejadian ini dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan internal,” ungkap salah satu perwakilan PSHTPM Jember.
Selain itu, Ketua PSHTPM Jember juga mengajak seluruh anggotanya untuk mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, kedamaian, dan keamanan dalam setiap aktivitas. “Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan memperbaiki sistem internal agar PSHTPM Jember bisa kembali menjadi organisasi yang bermanfaat dan dihormati oleh masyarakat,” tandasnya.
Dengan adanya pembekuan ini, diharapkan PSHTPM Jember dapat mereformasi diri dan kembali menjadi wadah bagi para pecinta pencak silat yang membawa dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat. Semua pihak berharap agar PSHTPM Jember bisa segera bangkit dan menunjukkan bahwa pencak silat adalah olahraga yang mendidik dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan serta kedamaian.