Ratusan Pendekar Madiun Demo Tolak Pembongkaran Tugu Pencak Silat
Ilmusetiahati.com – Ratusan Pendekar Silat Madiun Demo, yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Pecinta Budaya, telah mengguncang Kota Madiun. Mereka membawa tuntutan yang kuat terkait instruksi Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto untuk merobohkan tugu pesilat yang bersejarah. Demonstran, terutama generasi muda, tidak hanya menolak penghancuran tugu pesilat ini, tetapi juga menginginkan langkah konkret dari Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo. Artikel ini akan menguraikan lebih lanjut tentang protes tersebut dan latar belakangnya.
Demo ini adalah respons terhadap keputusan Pemprov Jatim, yang dikeluarkan melalui Bakesbangpol Jatim, untuk membongkar tugu perguruan silat secara mandiri. Keputusan ini dituangkan dalam Surat Imbauan Nomor 300/5984/209.5/2023 terkait Penertiban/Pembongkaran Tugu Perguruan Silat di Daerah. Ini adalah hasil dari rapat bersama antara berbagai pihak, termasuk Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya, organisasi silat, dan beberapa kelompok silat, yang diselenggarakan di Mapolda Jatim pada 26 Juni 2023.
Tuntutan Utama Demonstran
Demonstran, yang dipimpin oleh Koordinator Forum Komunikasi Pecinta Budaya, Sudjono, memiliki beberapa tuntutan utama:
1. Menghentikan Pembongkaran Tugu Pesilat: Demonstran menuntut agar pembongkaran tugu perguruan silat di Kabupaten Madiun dihentikan. Mereka menganggap tugu ini sebagai bagian dari sejarah dan budaya mereka yang harus dilestarikan.
2. Mundurnya Kapolres Madiun: Demonstran juga menyerukan mundurnya Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo. Mereka merasa bahwa Kapolres tidak mampu mencegah instruksi untuk menghancurkan tugu pesilat dan bahkan mungkin mendukungnya.
3. Pengembalian Tugu yang Sudah Dibongkar: Demonstran meminta agar semua tugu yang sudah dirobohkan dikembalikan ke tempatnya semula. Mereka ingin agar penertiban ini dibatalkan dan tugu-tugu tersebut diberikan perlindungan yang layak.
Kepala Bakesbangpol Jatim, Eddy Supriyanto, menjelaskan bahwa surat imbauan untuk membongkar tugu perguruan silat tersebut dihasilkan setelah rapat bersama dengan berbagai pihak pada 26 Juni 2023. Rapat tersebut melibatkan unsur-unsur penting seperti TNI, Polisi, Pemprov Jatim, Ketua Umum PSHT, perwakilan PSHW, Ketua IPSI, Danrem, Dandim, dan Kapolres.
Hasil dari rapat ini adalah kesimpulan bahwa keberadaan tugu-tugu perguruan silat menjadi salah satu faktor pemicu konflik dan pertikaian antara kelompok silat. Meskipun bukan satu-satunya penyebab, tugu-tugu ini dianggap memperburuk ketegangan antara kelompok-kelompok tersebut.
Protes massa di Madiun ini mencerminkan ketegangan yang ada antara upaya pelestarian sejarah dan budaya dengan tuntutan keamanan dan ketertiban. Demonstran berusaha untuk menjaga warisan budaya mereka sambil menekankan pentingnya dialog dan pemahaman antara berbagai pihak yang terlibat. Kebijakan terkait tugu perguruan silat di Madiun mungkin perlu diperinci lebih lanjut untuk mencapai solusi yang memuaskan semua pihak yang terlibat.