Berita TerkiniTerpopuler

Ribuan Pendekar PSHW Tunas Muda Meriahkan Halal Bihalal di Madiun

Ilmusetiahati.comMadiun, 13 April 2025 – Dalam suasana penuh kedamaian dan kebersamaan pasca Idulfitri, ribuan anggota Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) Tunas Muda Cabang Madiun berkumpul dalam sebuah acara akbar bertajuk Halal Bihalal PSHW Tunas Muda. Kegiatan yang digelar pada Minggu pagi itu mengambil tempat di Lapangan Karangmalang, Desa Sumberbening, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

PSHW Tunas Muda sendiri adalah perguruan silat asli Madiun yang didirikan oleh RDH Soewarno pada 15 Oktober 1965.

Momentum ini menjadi salah satu acara besar tahunan yang secara konsisten diadakan oleh PSHW Tunas Muda sebagai ajang memperkuat tali silaturahmi antar anggota, sesama pendekar, serta masyarakat umum.

Baca Juga : R. Djimat Hendro Soewaro, Pendiri PSHW TM

Semangat Persaudaraan dalam Balutan Tradisi Halal Bihalal

Halal bihalal telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia usai Hari Raya Idulfitri. Tradisi ini bukan sekadar saling memaafkan, tetapi juga menjadi jembatan penguat nilai-nilai ukhuwah (persaudaraan) dan solidaritas sosial. Dalam konteks PSHW Tunas Muda, halal bihalal bukan hanya rutinitas tahunan, namun simbol kekuatan spiritual, moral, dan budaya.

“Acara ini adalah wujud nyata dari rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ikhtiar untuk terus menjaga kebersamaan dan keharmonisan dalam tubuh organisasi,” ujar Ketua Umum PSHW Tunas Muda, R. Agus Wiyono Santoso, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya, R. Agus Wiyono Santoso menekankan pentingnya menjaga semangat kekeluargaan dalam tubuh organisasi. Ia menyatakan bahwa Halal Bihalal PSHW Tunas Muda bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari perjalanan spiritual pendekar yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, dan persaudaraan.

“Kami ingin menegaskan bahwa silat bukan sekadar olahraga, tapi juga jalan hidup. Dan halal bihalal adalah cara kami memperkuat nilai luhur tersebut,” ungkapnya di depan ribuan pendekar yang memadati lapangan Karangmalang.

Ribuan Pendekar Hadir: Semangat yang Tak Pernah Padam

Menurut data panitia penyelenggara, lebih dari 5.000 pendekar PSHW Tunas Muda dari berbagai kecamatan di Kabupaten Madiun turut serta dalam acara ini. Mereka datang dengan penuh semangat, mengenakan seragam kebanggaan PSHW Tunas Muda, membawa semangat kebersamaan yang luar biasa.

Kehadiran ribuan pendekar ini menunjukkan eksistensi kuat PSHW Tunas Muda sebagai salah satu perguruan silat terkemuka di tanah air. Tak hanya itu, antusiasme yang tinggi dari para peserta juga menunjukkan bagaimana nilai-nilai kebangsaan, persaudaraan, dan religiusitas dihidupkan melalui kegiatan seperti ini.

Salah satu peserta, Heri Santosa (42), anggota PSHW dari Kecamatan Mejayan, mengaku dirinya selalu menantikan momen ini setiap tahun. “Saya sudah ikut halal bihalal PSHW Tunas Muda sejak tahun 2010, dan setiap tahun semangatnya tidak pernah berubah. Ini adalah momen yang sangat sakral bagi kami,” ujarnya.

Pengamanan Ketat: Kolaborasi Aparat dan Masyarakat

Besarnya jumlah peserta yang hadir tentu membutuhkan perhatian khusus dalam hal pengamanan. Untuk memastikan jalannya kegiatan berlangsung aman dan tertib, Polres Madiun mengerahkan 539 personel gabungan yang terdiri dari berbagai unsur keamanan.

Kapolres Madiun, AKBP Mohammad Zainur Rofik, menjelaskan bahwa unsur yang dilibatkan dalam pengamanan terdiri dari personel Polri, TNI, Satpol PP, serta relawan masyarakat. Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari strategi pengamanan terpadu untuk menjamin ketertiban selama acara berlangsung.

“Kami dari Polres Madiun mengerahkan total 539 personel gabungan untuk menjamin keamanan kegiatan Halal Bihalal PSHW Tunas Muda,” tegas Kapolres.

Lebih lanjut, AKBP Mohammad Zainur Rofik juga menambahkan bahwa pengamanan ini dilakukan secara persuasif dan humanis. Pihaknya tidak hanya bertugas menjaga ketertiban, tetapi juga ikut membangun suasana damai dan sejuk di tengah masyarakat.

“Ini merupakan langkah antisipatif agar kegiatan berjalan lancar tanpa gangguan kamtibmas,” tambahnya.

Ia juga mengimbau kepada seluruh peserta untuk turut menjaga ketertiban, mematuhi arahan petugas, serta menciptakan suasana yang kondusif. “Kami harap semua peserta bisa menjaga nama baik perguruan dan menunjukkan bahwa pendekar PSHW adalah pendekar yang bermartabat,” tegasnya.

Nilai-Nilai Luhur PSHW Tunas Muda dalam Kegiatan Halal Bihalal

Sebagai salah satu perguruan pencak silat yang memiliki akar sejarah kuat di Madiun, PSHW Tunas Muda dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai kesetiaan, kejujuran, dan tanggung jawab sosial. Kegiatan halal bihalal ini menjadi salah satu media untuk merevitalisasi nilai-nilai tersebut.

Baca Juga : 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Kerohanian PSHW Tunas Muda Cabang Madiun, KH. Munif Rahman, menyampaikan pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagi para pendekar yang membawa nama besar organisasi.

“Pendekar sejati tidak hanya tangguh secara fisik, tapi juga kuat dalam akhlak dan spiritualitas. Halal bihalal adalah momen untuk membersihkan hati, memperkuat iman, dan mempererat persaudaraan,” ujar KH. Munif Rahman.

Ia juga menyampaikan ceramah singkat yang mengajak seluruh anggota untuk senantiasa menjaga ukhuwah islamiyah, dan menjadikan organisasi sebagai ladang amal serta pengabdian kepada masyarakat.

Konteks Sosial dan Budaya: Pencak Silat sebagai Identitas Bangsa

Dalam buku “Pencak Silat: Seni Bela Diri dan Identitas Budaya Nusantara” karya Prof. Dr. Edi Sedyawati, disebutkan bahwa pencak silat tidak hanya merupakan seni bela diri, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur. Hal ini sejalan dengan semangat PSHW Tunas Muda dalam menjaga nilai-nilai tradisional dan religius dalam setiap aktivitasnya, termasuk dalam kegiatan halal bihalal ini.

Melalui kegiatan seperti ini, PSHW Tunas Muda turut serta memperkuat karakter generasi muda agar tetap berakar pada budaya bangsa. “Kami ingin membuktikan bahwa organisasi pencak silat bisa menjadi pilar dalam membangun masyarakat yang beradab, beretika, dan religius,” ujar R. Agus Wiyono Santoso.

Antusiasme dan Partisipasi Keluarga Pendekar

Tak hanya para pendekar, acara halal bihalal ini juga dihadiri oleh keluarga besar para anggota PSHW Tunas Muda. Mereka ikut memadati area sekitar lapangan Karangmalang, menciptakan suasana yang sangat meriah dan penuh nuansa kekeluargaan.

Salah satu istri pendekar, Bu Murni (38) dari Kecamatan Pilangkenceng, menyampaikan rasa syukurnya bisa hadir. “Kami sekeluarga selalu ikut setiap ada acara PSHW. Anak-anak juga senang karena bisa bertemu dengan teman-temannya sesama keluarga pendekar,” katanya sambil tersenyum.

Hal ini menunjukkan bahwa PSHW Tunas Muda bukan sekadar organisasi bela diri, tetapi juga komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan lintas generasi.

Penutup: Semangat Membangun Masyarakat Damai dan Religius

Halal bihalal PSHW Tunas Muda Cabang Madiun tahun ini bukan sekadar ajang berkumpul. Lebih dari itu, kegiatan ini adalah wujud nyata dari upaya menjaga nilai-nilai luhur organisasi, mempererat persaudaraan, serta membangun harmoni sosial di tengah masyarakat.

Dalam sebuah wawancara singkat, R. Agus Wiyono Santoso menutup dengan sebuah pesan yang sangat bermakna:

“Mari kita jadikan silaturahmi ini sebagai kekuatan untuk terus menjaga kebersamaan, menghindari konflik, dan memperkuat peran kita dalam membangun bangsa.”

Dengan ribuan pendekar yang hadir, pengamanan maksimal dari aparat, serta pesan-pesan damai yang disampaikan dalam setiap sambutan, acara halal bihalal PSHW Tunas Muda tahun ini berhasil menjadi simbol kekuatan spiritual dan sosial yang patut dicontoh.

Rizkia Putra

Saya ada seorang jurnalis berpengalaman dalam bidang media dan SEO selama 5 tahun