Berita TerkiniSejarah

PSHT UNHAN Resmi Jadi Bela Diri Militer, Kadet Siap Lestarikan Budaya Bangsa

Ilmusetiahati.com – Universitas Pertahanan Republik Indonesia (UNHAN RI) terus memperkuat program pengembangan karakter dan bela negara para kadetnya. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui kerja sama dengan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), organisasi pencak silat legendaris yang telah berakar kuat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kolaborasi ini terwujud dalam kegiatan pembekalan dan demonstrasi pencak silat di Kampus Bela Negara UNHAN RI, Sentul, Bogor, pada Jumat, 20 Juni 2025.

Baca Juga : Legalitas PSHT Trenggalek Diakui Resmi Pemerintah, Siap Buru Dalang Penggagalan Pengesahan Suro 2025

Kegiatan ini dihadiri oleh dua tokoh penting dari PSHT dan UNHAN, yaitu Wakil Rektor III UNHAN RI Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso dan Ketua Umum PSHT Dr. Ir. Muhammad Taufiq, S.H., M.Sc. Keduanya hadir langsung memberikan pengarahan, motivasi, dan inspirasi kepada para kadet mahasiswa terkait pentingnya pencak silat dalam konteks bela negara.

Dalam arahannya, Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso menekankan bahwa pencak silat bukan hanya olahraga atau seni bela diri, tetapi warisan budaya yang mengandung nilai-nilai luhur kejuangan, kedisiplinan, dan patriotisme. Ia menyatakan bahwa latihan pencak silat di lingkungan UNHAN menjadi bagian integral dari upaya membangun karakter kadet yang kuat secara fisik, mental, dan ideologis.

“Pencak silat merupakan salah satu aksi nyata bela negara. Melalui seni bela diri tradisional ini, para kadet tidak hanya dilatih fisiknya, tetapi juga nilai-nilai kultural dan nasionalisme,” tegas Warek III yang juga tercatat sebagai bagian dari pengurus pusat PSHT.

Ia menambahkan bahwa UNHAN RI tidak hanya fokus pada pendidikan akademik, tetapi juga pada pembinaan karakter dan ketahanan pribadi para kadet, untuk menjadi calon pemimpin pertahanan masa depan yang tangguh, berintegritas, serta memiliki wawasan kebangsaan yang mendalam.

Ketua Umum PSHT, Dr. Ir. Muhammad Taufiq, S.H., M.Sc., dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan pencak silat ini adalah kelanjutan dari cita-cita pendiri PSHT, yaitu Pahlawan Perintis Kemerdekaan RI, Ki Hadjar Harjo Oetomo. Ia menekankan pentingnya lima energi dasar yang ditanamkan dalam sistem pendidikan PSHT: Energi Fisik, Energi Nalar, Energi Rasa, Energi Sosial atau Persaudaraan, dan Energi Spiritual (Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa).

Menurutnya, lima aspek energi tersebut menjadi dasar pembentukan manusia seutuhnya yang selaras dengan visi UNHAN RI sebagai lembaga pendidikan pertahanan unggulan. Ia menyampaikan rasa syukurnya karena PSHT diberi kepercayaan untuk turut membina dan mendampingi kader pertahanan masa depan bangsa.

Demonstrasi dan Atraksi Silat: Sinergi Kekuatan Teknik dan Keindahan Budaya
Kegiatan tersebut juga dimeriahkan oleh atraksi seni bela diri yang memukau. Di antaranya adalah demonstrasi jurus tunggal baku versi IPSI, pertunjukan jurus ganda oleh anggota PSHT, serta aksi teknik praktis bela diri oleh Suwardi, petarung MMA nasional yang dikenal dengan julukan “Becak Lawu”.

Suwardi, yang juga bagian dari Divisi Bela Diri Praktis PSHT, membagikan teknik “mengunci” — sebuah metode pertarungan efektif yang banyak digunakan dalam bela diri militer dan kompetisi. Ia menyatakan kebanggaannya bisa menjadi bagian dari kegiatan yang menyatukan seni tradisi dengan tujuan strategis pertahanan.

Pengakuan Legalitas PSHT dan Keberadaan Komisariat UNHAN

Penting untuk dicatat, kehadiran Komisariat PSHT di UNHAN RI Cabang Kabupaten Bogor merupakan langkah konkret yang memperkuat sinergi antara organisasi pencak silat dan institusi pertahanan negara. Keberadaan komisariat ini mendapat legitimasi penuh setelah diterbitkannya Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHU-0005248.AH.01.07.Tahun 2025 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persaudaraan Setia Hati Terate.

Legalitas ini mempertegas posisi PSHT sebagai organisasi resmi yang berhak melakukan pembinaan pencak silat, termasuk di lingkungan strategis seperti UNHAN RI.

Penanaman Jiwa Kepemimpinan dan Bela Negara Berbasis Budaya
Program pembekalan dan pelatihan pencak silat ini bukan hanya menjadi ajang pengembangan fisik, tetapi juga sebagai media penyatuan antara tradisi, nilai-nilai luhur bangsa, dan kebutuhan strategis pertahanan negara.

Seperti disampaikan oleh Mayjen Totok Imam, kegiatan bela diri ini menjadi bagian dari proses seleksi dan pelatihan untuk mempersiapkan para kadet UNHAN agar mampu menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua setelah lulus. Artinya, pendidikan di UNHAN bukan semata akademik, tetapi juga mencakup aspek total defense berbasis karakter, budaya, dan ketahanan nasional.

Kesimpulan: PSHT UNHAN Jadi Model Pembinaan Kader Bela Negara Berbasis Budaya
Kolaborasi antara PSHT dan UNHAN RI menciptakan sebuah model sinergi yang ideal dalam pembinaan kader bangsa. Melalui pencak silat, para kadet tidak hanya memperoleh keterampilan bela diri, tetapi juga nilai-nilai luhur yang membentuk karakter kepemimpinan dan nasionalisme.

PSHT UNHAN telah menjadi bagian dari upaya sistematis dalam mencetak pemimpin bangsa yang cerdas, tangguh, dan memiliki fondasi moral serta budaya yang kuat. Ini adalah bentuk nyata pelestarian warisan budaya yang selaras dengan tujuan strategis pertahanan negara.

PSHT UNHAN BOGOR
PSHT UNHAN Bogor

Rizkia Putra

Saya ada seorang jurnalis berpengalaman dalam bidang media dan SEO selama 5 tahun