Perguruan Silat di Magetan Sepakat Damai, IPSI Gelar Deklarasi Damai
Ilmusetiahati.com Berbagai Perguruan Silat di Magetan deklrasi damai, upaya untuk menciptakan suasana yang aman, damai, dan harmonis di Kabupaten Magetan terus dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Salah satu momen penting yang mencerminkan komitmen ini adalah pertemuan keluarga besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Magetan dalam rangka Halal Bi Halal yang digelar di Pendopo Surya Graha pada Senin, 21 April 2025. Acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi panggung deklarasi damai antar perguruan silat Magetan, demi menciptakan ketentraman dan persaudaraan yang berkelanjutan.
Nampak hadir pula Ketua Cabang SH Terate Magetan Nanang Budi Setiaji dan Ketua Cabang SH Winongo Tunas Muda Magetan Budiono Suratmajan.
Dengan tema “Sing Akur Kabeh Sedulur”, yang dalam bahasa Indonesia berarti semua akur, semua saudara, acara ini menegaskan kembali pentingnya rasa persatuan di tengah keberagaman aliran dan gaya pencak silat yang ada di Magetan. Tema ini bukan hanya slogan, melainkan semangat yang diusung dalam tindakan nyata demi menjaga kondusifitas wilayah.
Baca Juga : Perguruan Silat di Magetan Bentrok, Masa PSHT dihadang Masa PSH Winongo
Dalam sambutannya, Saif Muchlisun, Ketua IPSI Magetan, menekankan bahwa kegiatan silaturahmi tahunan ini telah menjadi tradisi yang berkelanjutan dan sangat positif. Ia menyampaikan apresiasinya kepada seluruh elemen, mulai dari Forkopimda, para pendekar silat, hingga masyarakat umum yang selama ini telah menjaga dan mendukung berkembangnya pencak silat di Magetan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai luhur pencak silat. Saya berterima kasih kepada semua pihak—Forkopimda, padepokan, dan masyarakat—yang telah menjaga dan memajukan Magetan dengan olahraga pencak silat yang bermanfaat,” tutur Saif Muchlisun.
Tidak hanya menjadi wadah olahraga dan seni bela diri, perguruan silat di Magetan juga dipandang sebagai pilar penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Dengan latar belakang ini, IPSI bersama Pemerintah Kabupaten Magetan terus menjalin kolaborasi demi mendorong terciptanya lingkungan yang aman, damai, dan menjunjung tinggi sportivitas.
Sikap saling menghargai antarperguruan silat menjadi perhatian serius dari berbagai unsur pimpinan daerah. Mayasari Oktavia, Ketua Pengadilan Negeri Magetan, menyatakan bahwa pencak silat bukan hanya sekadar olahraga, tetapi merupakan cabang resmi yang dinaungi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
“IPSI adalah bagian dari olahraga resmi di bawah KONI. Harapannya, tidak ada lagi konflik antarperguruan silat. Semua adalah saudara. Perguruan silat itu ibarat keluarga yang seharusnya saling mendukung,” jelas Mayasari Oktavia.
Hal senada juga diungkapkan oleh Denni, perwakilan dari Kodim 0804/Magetan. Ia menekankan bahwa menjaga ketertiban dan keamanan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aparat saja, tetapi juga menjadi bagian dari komitmen bersama, khususnya anggota pencak silat.
“Kondisi aman dan tertib adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai anggota perguruan silat Magetan, mari kita tunjukkan bahwa kita mampu menciptakan Magetan yang lebih aman dan tertib,” ajak Denni.
Sementara itu, Kapolres Magetan Raden Erik Bangun Perkasa juga menegaskan pentingnya menjunjung nilai-nilai sportifitas dalam dunia pencak silat. Ia berharap agar seluruh perguruan pencak silat yang bernaung di bawah IPSI Magetan bisa menjadi teladan dalam menciptakan kedamaian.
“Kami ingin Magetan menjadi kabupaten yang kondusif, aman, dan sejahtera. Sportifitas dalam perguruan silat harus diwariskan kepada seluruh masyarakat dan antarperguruan,” ujarnya.
Komitmen Pemerintah Kabupaten: Harmoni sebagai Kunci Kemajuan
Nizhamul, Penjabat (Pj.) Bupati Magetan, menyampaikan rasa bangganya atas kerja sama yang baik antara IPSI, perguruan silat, dan pemerintah. Ia mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan untuk menjaga harmoni antarperguruan.
“Saya mengajak keluarga besar IPSI untuk terus berkolaborasi dengan Pemkab dan Forkopimda dalam menjaga kondusivitas wilayah. Kita pelihara silaturahmi, junjung tinggi nilai luhur pencak silat, dan bangun Magetan yang lebih baik,” tutur Nizhamul dalam pidatonya.
Menurutnya, perguruan silat bukan hanya lembaga pelatihan fisik semata, melainkan juga pusat pembinaan mental, etika, dan nilai-nilai luhur bangsa. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menjadikan silat sebagai sarana mempererat persaudaraan, bukan pemicu konflik.
Baca Juga : Menang PK , PSHT Resmi Sesuai KEMENKUMHAM RI
Kabupaten Magetan dikenal memiliki banyak perguruan silat yang memiliki sejarah panjang dan basis massa yang besar. Beberapa di antaranya bahkan telah berdiri selama puluhan tahun dan memiliki cabang di luar daerah. Keberadaan perguruan silat ini memberikan warna tersendiri dalam dinamika sosial masyarakat Magetan.
Secara historis, silat di Magetan bukan hanya sekadar bela diri, tetapi juga bentuk ekspresi budaya dan simbol ketahanan masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Dalam buku “Silat: Warisan Budaya Leluhur Nusantara” karya Djoko Pramono (2012), disebutkan bahwa silat memiliki peran penting sebagai instrumen pembinaan moral dan disiplin.
“Silat bukan sekadar keterampilan fisik, melainkan warisan budaya yang mengandung falsafah hidup. Di banyak daerah, termasuk Magetan, silat telah menjadi bagian dari jati diri masyarakat,” tulis Djoko Pramono.
Dengan latar belakang historis dan budaya yang kuat tersebut, wajar jika perguruan silat Magetan memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter masyarakat lokal. Oleh karena itu, menjaga kedamaian antarperguruan menjadi sangat vital demi keberlangsungan nilai-nilai luhur yang diemban.
Meskipun berbagai upaya damai telah dilakukan, tidak dapat dipungkiri bahwa konflik antarperguruan pernah terjadi di beberapa wilayah, termasuk Magetan. Ketegangan biasanya muncul karena faktor ego sektoral, kesalahpahaman antaranggota, atau provokasi dari pihak luar.
Namun, dengan adanya komitmen damai seperti yang digagas IPSI Magetan, diharapkan potensi konflik tersebut bisa ditekan dan dicegah sedini mungkin. Hal ini sejalan dengan pesan yang disampaikan oleh berbagai tokoh yang hadir dalam deklarasi damai tersebut.
Langkah preventif ini sangat penting, terutama menjelang momen-momen besar seperti peringatan hari ulang tahun perguruan, acara kenaikan tingkat, atau kegiatan besar lainnya yang melibatkan massa dalam jumlah besar.
Kedepannya, Pemkab Magetan bersama IPSI berencana untuk menggelar pelatihan dan workshop kepemimpinan bagi para pelatih dan pendekar muda agar bisa menjadi agen perdamaian di lingkungan masing-masing. Dengan begitu, perguruan silat di Magetan tidak hanya dikenal karena prestasinya di gelanggang, tetapi juga karena perannya dalam menciptakan keamanan sosial.
Deklarasi damai yang dilakukan di Pendopo Surya Graha merupakan bentuk konkret dari niat baik seluruh elemen masyarakat, khususnya para pendekar silat. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa pencak silat adalah jalan menuju kedamaian, bukan perpecahan.
Jika dilihat secara mendalam, falsafah pencak silat memang sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai perdamaian dan pengendalian diri. Dalam buku “Falsafah Pencak Silat” karya Bambang Siswanto (2015), disebutkan bahwa inti dari silat adalah pencapaian keseimbangan antara fisik, mental, dan spiritual.
“Seorang pesilat sejati tidak akan mencari musuh. Ia justru menjadi penyejuk di tengah konflik, dan menjadi pelindung di tengah keresahan,” tulis Bambang Siswanto.
Oleh karena itu, acara Halal Bi Halal dan deklarasi damai IPSI Magetan ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menempuh jalan yang sama. Ketika perguruan-perguruan silat bersatu dan berjalan dalam satu visi damai, maka kekuatan itu akan mampu mendorong perubahan positif yang besar.
Deklarasi damai yang digelar oleh keluarga besar IPSI dan seluruh perguruan silat Magetan bukan sekadar acara seremonial, melainkan tonggak penting dalam membangun masa depan Magetan yang lebih harmonis. Komitmen untuk menjaga perdamaian, menjunjung tinggi sportifitas, serta menjaga tali silaturahmi, adalah fondasi utama dalam mengembangkan budaya silat yang bermartabat.
Melalui acara ini, terlihat bahwa semangat gotong royong dan rasa persaudaraan tetap menjadi nilai utama yang dijunjung oleh seluruh elemen perguruan silat Magetan. Dengan dukungan pemerintah, aparat keamanan, serta masyarakat, diharapkan pencak silat akan terus menjadi kebanggaan daerah dan perekat persatuan bangsa.

