Ilmusetiahati.com – Tingkatan Sabuk di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) layaknya bela diri lainya juga memiliki tingkatan sabuk untuk para anggota.
Anggota silat PSHT yang memiliki memiliki beberapa tingkatan sabuk yang dibagi menurut materi yang dikuasai oleh anggotanya.
Berikut adalah tingkatan-tingkatan sabuk yang ada di PSHT :
A. Siswa
1. Sabuk Polos
Siswa sabuk polos atau siswa hitam adalah tingkatan awal pada PSHT, yang ditandai dengan sabuk berwarna hitam. Warna hitam melambangkan kebutaan karena siswa belum mengetahui dengan baik apa itu PSHT.
Pada tingkatan ini siswa diajarkan pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak, gerakan, beberapa senam dan jurus. Gerak dan gerakan yang diajarkan termasuk senam untuk tangan dan kaki. Sedangkan jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1 hingga 2 pukulan, tendangan dan pertahanan, 30 senam dan 5 sampai 6 jurus.
Baca Juga : PSHT Rayakan 1 Abad Berdiri di Lapangan Shiwa Candi Prambanan
2. Sabuk Jambon
Siswa Polos yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Jambon yang ditandai sabuk berwarna merah jambu (merah muda). Warna merah muda melambangkan keragu-raguan. Jambon juga berarti sifat matahari yang terbit atau sifat matahari yang terbenam, yaitu sifat yang mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih belum sempurna. Pada tingkatan ini siswa diajarkan pemahaman dan pengamalan Ajaran Setia Hati. Dan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 3 hingga 4 pukulan, tendangan dan pertahanan, 45 senam dan 13 jurus.
3. Sabuk Hijau
Siswa Jambon yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Ijo yang ditandai sabuk berwarna hijau. Warna hijau melambangkan keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Pada tingkatan ini siswa diajarkan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 5 hingga 6 pukulan, tendangan dan pertahanan, 60 senam dan 15 hingga 20 jurus.
4. Sabuk Putih
Sesuai namanya, Siswa Putih menggunakan sabuk berwarna putih. Dalam tingkatan ini semua pukulan, tendangan, teknik pertahanan, senam dan jurus sudah diajarkan kecuali jurus ke-36. Warna putih melambangkan kesucian sehingga siswa dalam tingkatan ini diharapkan telah mengerti arah yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah, bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang. Siswa pada tingkatan ini sudah siap untuk menjalani pengesahan sebagai pendekar/warga PSHT.
Baca Juga : Seluruh Ketua Umum PSHT
B. Warga Tingkat I
1. Dimas Satria Anom
Dimas Satria Anom merupakan Warga atau Pendekar PSHT mereka yang sudah menjalani ujian, pengesahan dan prosesi kecer dan berhak mendapatkan jurus ke 36, warga yang sudah disahkan maka mendapat gelar Warga tingkat I dengan menggunakan sabuk dari kain mori / kain kafan. selain itu dibelakang sakral atau seragamnya juga ditandai dengan satu lipatan.
2. Dimas Satria Tama
Dimas Satria Tama merupakan warga PSHT Tingkat I yang mempunyai keilmuan dan nilai SDM yang berkualitas dengan pengabdian dan kesetiaan yang tinggi dan layak untuk dipersiapkan mengikuti seleksi Siswa Tingkat II.
C. Siswa Tingkat II
1. Sabuk Putih Strip Hitam
Berupa pendalaman materi ke SH an serta penambahan Materi gerak Jurus 1 sampai 5 Tingkat II.
2. Sabuk Putih Strip Kuning
Pendalaman materi ke SH an dan penambahan Materi gerak jurus 6 sampai 10 tingkat II
3. Sabuk Putih Strip Hijau
Penambahan Maateri gerak jurus 10 sampai 15 tingkat II serta pendalaman ke SH an lahir dan batin untuk persiapan pengesahan Warga Tingkat II.
D. Warga Tingkat II
1. Kangmas Wira Anom
Siswa Tingkat II yang baru menjalani pengesahan maka menyandang gelar Warga Tingkat II atau Kangmas Wira Anom, dengan tanda dua lipatan di belakang sakralnya.
2. Kangmas Wira Yudo
Kangmas Wira Yudo merupakan Warga tingkat II dengan loyalitas tinggi untuk organisasi dan masyarakat. ditahapan ini Warga Tingkat II sudah mulai diberikan amanah untuk melakukan prosesi kecer adik adik warga baru Tingkat I.
Baca Juga : Final Hasil PK Badan Hukum , M Taufiq Ketua Umum PSHT
3. Kangmas Wira Tama
Untuk Kangmas Wira Tama adalah Warga Tingkat II dengan nilai dan pengetahuan tentang Ilmu Setia Hati yang sudah mempuni sehingga sudah dianggap layak untuk mewarisi keilmuan Tingkat III.
E. Warga Tingkat III
1. Ki Hadjar Anom
Ki Hadjar Anom merupakan warga tingkat III yang telah menguasai dan mewarisi materi gerak dan batin tingkat III, secara umum adalah Majelis Luhur yang keluhuran budinya bisa menjadi tauladan dan contoh untuk adik adiknya. Warga Tingkat III ditandai dengan tiga lipatan yang ada di belakang sakralnya.
Warga yang sudah mencapai III juga mendapat amanat untuk membimbing dan mengesahkan Warga Baru Tingkat II.
2. Ki Hadjar
Ki Hadjar hanya dimiliki oleh Warga tingkat III yang mempuni dalam keilmuan Setia Hati seperti Ketua Majelis Luhur maupun Ketua Majelis Ajar PSHT. yang dijadikan sebagai sumber dan literasi hidup dari ajaran PSHT.