Arsip Kategori: Olah Rasa

Berita Olah Rasa terkini dan terlengkap hari ini, menyajikan info berita Olah Rasa terupdate seputar Setia Hati dan Pencak Silat …

Olah Rasa Ilmu Setia Hati Official merupakan sebuah jaringan media Setia Hati yang bertujuan memberikan informasi berimbang tentang berbagagai aliran, trah dan oraganisasi Setia Hati di tengah-tengah arus informasi modern dan globalisasi.

Ilmusetiahati.com juga menjadikan media jurnalisme sebagai wadah perjuangan intelektual dan spiritual untuk membangun karakter pribadi yang berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah.

38 Kata-Kata Mutiara PSHT, Lengkap Dengan Artinya Bahasa Indonesia

Ilmusetiahati.com – Kata-kata mutiara Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) sering digunakan sebagai motivasi atau pembelajaran dalam menjalani proses kehidupan. PSHT sendiri merupakan singkatan dari Persaudaraan Setia Hati Terate.
Persaudaraan Setia Hati Terate Artinya : PSHT adalah organisasi pencak silat yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia Artinya : IPSI. Dalam menjalankan kehidupan, PSHT sering menggunakan kata-kata mutiara sebagai motivasi dan pembelajaran. Kata-kata ini memiliki makna mendalam dan diwariskan dari budaya Jawa. Dalam artikel ini, kami akan membagikan kumpulan kata-kata PSHT yang bijak dan menginspirasi.

Dalam menjaga rasa persaudaraan di dalamnya, PSHT kerap menggunakan kata kata mutiara atau falsafah dalam bahasa jawa yang dikenal sebagai kata-kata mutiara PSHT. Penggunaan falsafah Jawa digunakan karena PSHT merupakan organisasi pencak silat yang berasal dari Jawa.
Masyarakat Jawa selalu menggunakan nilai-nilai budi luhur dalam budaya Jawa, baik dalam bertutur kata maupun bersikap. Semuanya tertuang dalam kehidupan sehari-hari yang diungkapkan menjadi kata kata mutiara atau falsafah yang sarat makna.

Baca Juga : Pengurus Pusat PSHT Hadiri Pelantikan Kabinet Pemerintah Timor Leste 2023

Kumpulan Kata-Kata Mutiara PSHT dan Artinya Bahasa Indonesia :

1. Ojo Waton Ngomong Ning Yen Ngomong Sing Gawe Waton.
Artinya : Jangan banyak tapi juga harus bisa membuktikan.

2. Ojo Rumongso Biso Ning Sing Biso Rumungso.
Artinya : Jangan merasa bisa, namun juga harus bisa merasa

3. Ojo Seneng Gawe Susahe Liyan, Opo Alane Gawe Seneng Liyan.
Artinya : Jangan suka membuat susah orang lain, apa jeleknya membahagiakan orang lain

4. Ngunduh Wohing Pakarthi.
Artinya : Siapa yang berbuat pasti akan mendapat balasanya.

5. Amemangun karyenak tyasing sesama.
Artinya : Membuat nyaman perasaan sesama.

6. Sukeng tyas yen den hita.
Artinya : Suka/bersedia menerima nasihat.

7. Aja Adigang, Adigung, Adiguna.
Artinya : Jangan merasa sok kuasa, sok besar dan sok sakti.

8. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman.
Artinya : Jangan terobsesi kedudukan, keduniawian dan kepuasan.

9. Sing Resik Uripe Bakal Mulya.
Artinya : Yang bersih hidupnya akan sejahtera.

10. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas.
Artinya : Jangan sok pintar karena akan salah arah, jangan suka curang karena akan celaka, yang ragu-ragu akan
binasa.

Baca Juga : Seluruh Ketua Umum PSHT

11. Urip Iku Urup.
Artinya : Hidup itu menghidupi. Maksudnya dalam hidup harus bisa menjadi manfaat bagi orang disekitarnya.

12. Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan.
Artinya : Sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan tanpa ingin diketahui orang lain.

13. Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti.
Artinya : Segala sifat keras hati, picik dan angkara murka dapat diluluhkan dengan sifat budi pekerti luhur.

14. Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli.
Artinya : Bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi.

15. Jer Basuki Mawa Beya.
Artinya : Semua kesuksesan membutuhkan pengorbanan.

16. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara.
Artinya : Memperindah keindahan dunia serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

17. Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe.
Artinya : Seberapa tinggimu mencari pengetahuan, seberapa dalammu menuntut ilmu, seberapa banyak guru yang
mengajarmu, sejatinya di akhir pasti bertemu sejati diri sendiri.
18. Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi.
Artinya : Gejolak jiwa seharusnya tidak mengubah kepastian.

19. Tega Larane, Ora Tego Patine.
Artinya : Tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya. Jadi maksudnya adalah warga PSHT berani menyakiti seseorang dalam rangka memperbaiki bukan merusak/membunuh

20. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha.
Artinya : Mendatangi tanpa kawan, menang tanpa mengalahkan, sakti tanpa kesaktian dan kaya tanpa kekayaan.

21. Sepira Gedhening Sengsara Yen Tinampa Amung Dadi Coba.
Artinya : Seberapapun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata.

22. Ala Tanpa Rupa Yen Tumandhang Amung Sedhela.
Artinya : Setiap rasa kesusahan, keburukan, serta masalah-masalah apabila dijalani dengan berlapang dada maka
kemudian terasa sebentar saja.

23. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan.
Artinya : Jangan sakit hati kala musibah menimpa, jangan susah kala kehilangan.

24. Budhi Dayane Manungso Tan Keno Ngluwihi Kodrate Sing Maha Kuwoso.
Artinya : Segala daya upaya manusia tidak akan bisa melebihi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa.

25. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo.
Artinya : Jangan tergoda kemewahan, jangan mudah mendua agar semangat tidak kendur.

26. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman.
Artinya : Jangan mudah heran, jangaan mudah kecewa, jangan mudah kaget, jangan manja.

27. Satria Ingkang Pilih Tanding.
Artinya : Seorang ksatria mampu memilih lawan.

28. Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti.
Artinya : Segala kesempurnaan hidup Artinya : Kesaktian, Kepandaian, Kejayaan, dan Kekayaan tetap kalah jika dibandingkan dengan budi pekerti yang luhur.

29. Cilik ora kurang akal, gede ora luweh akal.
Artinya : Kecil bukan berarti kurang akalnya, namun besar juga bukan berarti lebih berakal jika selalu ingat maka tidak akan mundur.

30. Sopo suci adoh saka bebaya pati.
Artinya : Siapa yang pemikiranya suci dan terpuji pasti akan di jauhkan dari segala macam mara bahaya.

31. Satria Ingkang Pilih Tanding.
Artinya : Seorang ksatria mampu memilih lawan. Artinya seseorang yang berjiwa ksatria hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lemah daripadanya.

32. Budhi Dayane Manungso Tan Keno Ngluwihi Kodrate Sing Maha Kuwoso.
Artinya : Segala daya upaya manusia tidak akan bisa melebihi ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa.

33. Sepira Gedhening Sengsara Yen Tinampa Amung Dadi Coba. Artinya : Seberapapun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya hanya akan jadi cobaan semata.

34. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas.
Artinya : Jangan sok pintar karena akan salah arah, jangan suka berbuat curang karena akan celaka, yang ragu-ragu akan binasa.

35. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara.
Artinya : Memperindah keindahan dunia serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak pada diri.

36. Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli.
Artinya : Bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi

37. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman.
Artinya : Jangan terobsesi kedudukan, keduniawian dan kepuasan.

38. Sukeng tyas yen den hita.
Artinya : Suka/bersedia menerima nasihat.

Memaknai Tes Ayam Jago Pengesahan PSHT

Ilmusetiahati.com – Makna Tes ayam jago Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam tradisi pengesahan Setia Hati, Tes Jago merupakan uji kelayakan ayam calon pendekar Setia Hati sebelum ayam tersebut dijadikan sedakah untuk selamatan.

Tes Jago terdiri dari dua bagian, yaitu tes ayam jago dan tes orang. Tes ayam sendiri merupakan bagian yang cukup penting dalam tes jago. Ayam yang dipilih harus dalam kondisi yang baik dan siap untuk diadu. Selain itu, ayam yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai ayam aduan yang sehat, tidak cacad, dan warnanya sesuai dengan syarat ayam aduan.

Baca Juga : Keistimewaan Ayam Jago Putih Pada Setia Hati

Setelah ayam diuji, tahap selanjutnya adalah tes orang. Pada tahap ini, pengetes akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada calon warga yang kemudian akan diberi nasehat. Nasehat yang diberikan pada umumnya berkaitan dengan kebaikan dan pembinaan karakter.

Meski terdengar sederhana, tes jago memiliki makna yang cukup dalam. Tes ayam diartikan sebagai simbol dari kesiapan dalam menghadapi tantangan hidup. Ayam jago dipilih karena dianggap memiliki keberanian dan ketangkasan dalam melawan lawannya, hal ini sejalan dengan sifat yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan hidup.

Tes orang sendiri bertujuan untuk mengenalkan calon warga yang baru kepada masyarakat setempat. Hal ini menjadi penting terutama pada masyarakat yang masih menerapkan sistem kekerabatan yang erat. Selain itu, tes orang juga bertujuan untuk memberikan nasehat yang dapat membantu calon warga dalam membangun karakter yang baik.

Baca Juga : Ngamuk! Massa Pesilat Gresik Buat Onar di Polsek dan Rumah Sakit

Namun, terkadang tes jago dianggap sebagai praktik klenik dan dihubungkan dengan perilaku dukun. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap makna dari tes jago itu sendiri. Masyarakat perlu memahami bahwa tes jago bukanlah sebuah praktik klenik, melainkan sebagai tradisi yang berisi makna yang dalam untuk pembinaan karakter.

Tingkatan Sabuk di Persaudaraan Setia Hati Terate

Ilmusetiahati.com – Tingkatan Sabuk di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) layaknya bela diri lainya juga memiliki tingkatan sabuk untuk para anggota.

Anggota silat PSHT yang memiliki memiliki beberapa tingkatan sabuk yang dibagi menurut materi yang dikuasai oleh anggotanya.

Berikut adalah tingkatan-tingkatan sabuk yang ada di PSHT :

A. Siswa

1. Sabuk Polos

Siswa sabuk polos atau siswa hitam adalah tingkatan awal pada PSHT, yang ditandai dengan sabuk berwarna hitam. Warna hitam melambangkan kebutaan karena siswa belum mengetahui dengan baik apa itu PSHT.

Pada tingkatan ini siswa diajarkan pengenalan tentang Setia Hati dan Setia Hati Terate, pengenalan gerak, gerakan, beberapa senam dan jurus. Gerak dan gerakan yang diajarkan termasuk senam untuk tangan dan kaki. Sedangkan jurus yang diajarkan pada tingkatan ini adalah 1 hingga 2 pukulan, tendangan dan pertahanan, 30 senam dan 5 sampai 6 jurus.

Baca Juga : PSHT Rayakan 1 Abad Berdiri di Lapangan Shiwa Candi Prambanan

2. Sabuk Jambon

Siswa Polos yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Jambon yang ditandai sabuk berwarna merah jambu (merah muda). Warna merah muda melambangkan keragu-raguan. Jambon juga berarti sifat matahari yang terbit atau sifat matahari yang terbenam, yaitu sifat yang mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih belum sempurna. Pada tingkatan ini siswa diajarkan pemahaman dan pengamalan Ajaran Setia Hati. Dan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 3 hingga 4 pukulan, tendangan dan pertahanan, 45 senam dan 13 jurus.

3. Sabuk Hijau

Siswa Jambon yang lulus ujian kenaikan tingkat akan menjadi Siswa Ijo yang ditandai sabuk berwarna hijau. Warna hijau melambangkan keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Pada tingkatan ini siswa diajarkan penambahan kemampuan gerak dan gerakan menjadi 5 hingga 6 pukulan, tendangan dan pertahanan, 60 senam dan 15 hingga 20 jurus.

4. Sabuk Putih

Sesuai namanya, Siswa Putih menggunakan sabuk berwarna putih. Dalam tingkatan ini semua pukulan, tendangan, teknik pertahanan, senam dan jurus sudah diajarkan kecuali jurus ke-36. Warna putih melambangkan kesucian sehingga siswa dalam tingkatan ini diharapkan telah mengerti arah yang sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah, bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang. Siswa pada tingkatan ini sudah siap untuk menjalani pengesahan sebagai pendekar/warga PSHT.

Baca Juga : Seluruh Ketua Umum PSHT

pengesahan tingkat I psht

B. Warga Tingkat I

1. Dimas Satria Anom

Dimas Satria Anom merupakan Warga atau Pendekar PSHT mereka yang sudah menjalani ujian, pengesahan dan prosesi kecer dan berhak mendapatkan jurus ke 36, warga yang sudah disahkan maka mendapat gelar Warga tingkat I dengan menggunakan sabuk dari kain mori / kain kafan. selain itu dibelakang sakral atau seragamnya juga ditandai dengan satu lipatan.

2. Dimas Satria Tama

Dimas Satria Tama merupakan warga PSHT Tingkat I yang mempunyai keilmuan dan nilai SDM yang berkualitas dengan pengabdian dan kesetiaan yang tinggi dan layak untuk dipersiapkan mengikuti seleksi Siswa Tingkat II.

Siswa Tingkat II PSHT

C. Siswa Tingkat II

1. Sabuk Putih Strip Hitam

Berupa pendalaman materi ke SH an serta penambahan Materi gerak Jurus 1 sampai 5 Tingkat II.

2. Sabuk Putih Strip Kuning

Pendalaman materi ke SH an dan penambahan Materi gerak jurus 6 sampai 10 tingkat II

3. Sabuk Putih Strip Hijau

Penambahan Maateri gerak jurus 10 sampai 15 tingkat II serta pendalaman ke SH an lahir dan batin untuk persiapan pengesahan Warga Tingkat II.

 

D. Warga Tingkat II

1. Kangmas Wira Anom

Siswa Tingkat II yang baru menjalani pengesahan maka menyandang gelar Warga Tingkat II atau Kangmas Wira Anom, dengan tanda dua lipatan di belakang sakralnya.

2. Kangmas Wira Yudo

Kangmas Wira Yudo merupakan  Warga tingkat II dengan loyalitas tinggi untuk organisasi dan masyarakat. ditahapan ini Warga Tingkat II sudah mulai diberikan amanah untuk melakukan prosesi kecer adik adik warga baru Tingkat I.

Baca Juga : Final Hasil PK Badan Hukum , M Taufiq Ketua Umum PSHT

3. Kangmas Wira Tama

Untuk Kangmas Wira Tama adalah Warga Tingkat II dengan nilai dan pengetahuan tentang Ilmu Setia Hati yang sudah mempuni sehingga sudah dianggap layak untuk mewarisi keilmuan Tingkat III.

majelis luhur tingkat III PSHT

E. Warga Tingkat III

1. Ki Hadjar Anom

Ki Hadjar Anom merupakan warga tingkat III yang telah menguasai dan mewarisi materi gerak dan batin tingkat III, secara umum adalah Majelis Luhur yang keluhuran budinya bisa menjadi tauladan dan contoh untuk adik adiknya. Warga Tingkat III ditandai dengan tiga lipatan yang ada di belakang sakralnya.

Warga yang sudah mencapai III juga mendapat amanat untuk membimbing dan mengesahkan Warga Baru Tingkat II.

2. Ki Hadjar

Ki Hadjar hanya dimiliki oleh Warga tingkat III yang mempuni dalam keilmuan Setia Hati seperti Ketua Majelis Luhur maupun Ketua Majelis Ajar PSHT. yang dijadikan sebagai sumber dan literasi hidup dari ajaran PSHT.

Ayam Dewata Sanggar Delima

Ayam Dewata Sanggar Delima

Ilmusetiahati.com – Ayam Dewata Sanggar Delima, dalam tradisi Setia Hati ayam merupakan salah satu syarat dalam penerimaan Saudara baru Setia Hati.

Ayam sendiri oleh Pencipta Pencak Setia Hati Ki Ngabei Surodiwiryo sebagai bentuk peringatan terhadap guru beliau Gusti Kenanga Mangga Tengah.

Ayam yang digunakan pun tidak sembarang Ayam tetapi haruslah Ayam Jago Putih Mulus atau sebutan lainya sebagai Ayam Sanggar Delima.

Tapi karena sulitnya mencari Ayam Jago Putih beberapa aliran Setia Hati menyesuaikan regulasi dengan membolehkan menggunakan Ayam Jago jenis apapun jika tidak bisa mendapatkan Ayam Sanggar Delima.

Baca Juga : Asal Usul Logo PSHT Persaudaraan Setia Hati Terate

Ayam sendiri adalah sebagai bentuk keIkhlasan dan pengorbanan untuk sedekah Calon Saudara kepada Saudara,

sedangkan secara makna sifat Jago bagi masyarakat mampu mngendalikan diri sendiri dapat menerima cacian maupun pukulan serta memiliki perilaku yang bersih dan suci untuk memperjungkan hukum illahi.

Baca Juga : Ki Hajar Harjo Utomo Pendiri PSHT

Definisi Ayam yang baik:

  1. Disukai dan menurut selera oleh calon saudara dan BUKAN hasil pilihan Pelatihnya.
  2. Sehat, dalam artian tidak terdapat penyakit yang menular yang bisa mematikan Ayam Jago tersebut sampai pada waktunya.
  3. Tidak ada anggota tubuh dari Ayam Jago tersebut yang cacat.
  4. Sebaiknya Ayam tersebut harus ayam Timangan yang sekurang kurangnya calon saudara pernah merawatnya sendiri.

Tes Ayam sendiri TIDAK ADA HUBUNGANYA DENGAN KLENIK.

karena pada dasarnya Ayam bukanlah sebagai perlambang Manusia, jika tidak hati-hati dalam memahami maka akan menjadi KLENIK karena menganggap berperilaku sebagaimana paranormal.

Keistimewaan Ayam Jago Putih Pada Setia Hati

Keistimewaan Ayam Jago Putih Pada Setia Hati

Ilmusetiahati.com – Keistimewaan Ayam Jago Putih, Selain memiliki makna filosofi yang suci dan diharapkan nantinya adik adik agar menjadi warga Setia Hati Terate /pendekar pendekar yang memiliki hati yang putih bersih, eksistensi ayam tersebut sebenarnya mendapat perhatian dalam ajaran Islam.

Syeikh al-‘Allamah Kamaluddin Muhammad bin Musa al-Damiry r.a, dalam kitab yang ditulisnya dengan judul Hayatu al-Hayawanu al-Qubro, beliau menjelaskan sebagai berikut.

Apabila seseorang menyembelih ayam jago putih (untuk acara selamatan/syukuran) maka orang tersebut sekeluarga insya Allah akan diselamatkan Allah dari segala macam mara bahaya baik pada keluarga maupun hartanya.

Baca Juga : Vaksinasi Covid 19 Diikuti Calon Warga PSHT Pemalang

Ayam jago putih sejatinya merupakan hewan kesayangan/kekasih, sahabat Rasulullah SAW, kekasih Malaikat Jibril, musuhnya Setan, menjaga rumah pemiliknya dan tujuh / enam belas rumah di belakangnya (tetangganya). Menurut Syaikh Muhibbuddin al-Tobary, jika Rasulullah melakukan perjalanan dengan para sahabatnya, sudah menjadi kebiasaan beliau membawa ayam tersebut untuk mengetahui waktu-waktu shalat dari suara kokoknya.

Baca Juga : Ki Hajar Harjo Utomo Pendiri PSHT

Diriwayatkan pula dalam Mu’jami al-Tobroni dan dalam Tarikh Ashbahan dari Rosululloh SAW, beliau Nabi SAW bersabda:

Artinya: “Sesungguhnya Alloh S.W.T memiliki seekor Ayam Jago Putih yang kedua sayapnya dihiasi permata permata Jabarjad, Yaqut dan Mutiara, 1 sayap di Timur dan Sayap yang lainya di Barat, Kepalanya berada di bawah Arasy dan berdirinya ayam tersebut di udara, Ayam itu senantiasa berkokok mengumandangkan adzan di tiap waktu sahur, maka adzan tersebut terdengar oleh penduduk langit & penduduk bumi kecuali manusia dan jin yang tidak dapat mendengar adzannya, maka tatkala kokok adzannya berkumandang dijawablah secara bersahutan oleh suara kokok ayam-ayam jago yang ada di muka bumi, maka apabila hari qiamat sudah dekat, Alloh S.W.T berfirman pada ayam tesebut, “Kumpulkanlah sayap sayapmu dan rendahkanlah suaramu”, mengetahuilah semua penduduk langit & bumi kecuali manusia jin yang tidak mengetahuinya, bahwasanya hari qiamat sudah dekat.* Oleh: Dr. KH. Djoko Hartono, S.Ag, M.Ag, M.M *

(Dept Pengajaran Budi Luhur PSHT)

Paradigma Ajaran Setia Hati : Antara Pengakuan dan Kenyataan

Paradigma Ajaran Setia Hati : Antara Pengakuan dan Kenyataan

Ilmusetiahati.com – Paradigma Ajaran Setia Hati : Antara Pengakuan dan Kenyataan
• Mengaku ngugemi “SURODIRO JOYONINGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI“, kenyataanya: banyak sekali menyelesaikan masalah dengan kekerasan, bukan hanya dengan orang lain bahkan dengan saudaranya sendiri.

Baca Juga : Selamat Hari Pencak Silat Indonesia

• Mengaku ngugemi “NGELURUG TANPO BOLO“, kenyataanya: bahkan untuk menyelesaikan masalah internal dengan sedulur harus melibatkan banyak warga. Orang yang mestinya bisa menyelesaikan dengan cara pembicaraan malah menggerakan para warga untuk menghadapi.


• Mengaku ngugemi “MIKUL DUWUR, MENDHEM JERU“, kenyataan: permasalahan yang terjadi diinternal organisasi sampai dibawa-bawa ke media social. Ketidak sesuaian paham atau pandangan digunakan untuk menjelek-jelekan dihadapan para warga yang menjadi pengikut, bahkan kepada warga yang baru di sahkan. Ironisnya ini dilakukan oleh warga senior bahkan sudah mencapai trap (tingkat) 2.


• Mengaku ngugemi “OJO GAWE SUSAHE LIYAN, OPO ALANE GAWE BUNGAHE LIYAN” kenyataanya: berbondong membawa pengikutnya untuk ribut dengan saudaranya yang akirnya membuat masyarakat menjadi takut. Lebih ironis lagi terjadi pemaksaan dan saling intimidasi.


• Mengaku ngugemi “ORA ONO KAMULYAN TANPO PASEDULURAN“, kenyataanya: malah memecah belah persaudaraan dengan bermusuhan bahkan saling mengancam. Ironisnya sampai melakukan pemukulan.


• Mengaku ngugemi “SANG PENJAGA AJARAN“, kenyataanya: Ajaran yang mana yang dijaga? Coba lihat yang tertulis diatas, kira” ajaran apa yang dijaga? Ajaran SETIA HATI?!


• Mengaku ngugemi “SEDULURAN TANPO WATES“, kenyataanya: telah membatasi seduluran dengan membuat kelompok sendiri-sendiri.


• Mengaku ngugemi “ILMU SETIA HATI”, kenyataanya: Ada mukadimah yang menjadi pokok ajaran dan sumpah yang pernah di ucap. Namun kenyataanya banyak sekali yang dilanggar. Cukup satu saja contoh: dilarang berkelahi sesama saudara, apakah ini di ugemi..?!

Silahkan dipikir dan dirasakan, itu MELANGGAR SUMPAH. pasti semua sudah paham apa itu hukum karma, tapi apakah itu ditakuti? Banyak yang tidak takut. Jika sudah demikian apakah itu yang disebut SETIA HATI?!
shterate.com

Makna Tes Ayam Jago Pengesahan PSHT

Memaknai Tes Ayam Jago Pengesahan PSHT

Ilmusetiahati.com – Makna Tes ayam jago dalam tradisi pengesahan Setia Hati, Tes Jago merupakan uji kelayakan ayam calon pendekar Setia Hati sebelum ayam tersebut dijadikan sedakah untuk selamatan.

Tes Jago terdiri dari dua bagian, yaitu tes ayam jago dan tes orang. Tes ayam sendiri merupakan bagian yang cukup penting dalam tes jago. Ayam yang dipilih harus dalam kondisi yang baik dan siap untuk diadu. Selain itu, ayam yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai ayam aduan yang sehat, tidak cacad, dan warnanya sesuai dengan syarat ayam aduan.

Baca Juga : Keistimewaan Ayam Jago Putih Pada Setia Hati

Setelah ayam diuji, tahap selanjutnya adalah tes orang. Pada tahap ini, pengetes akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada calon warga yang kemudian akan diberi nasehat. Nasehat yang diberikan pada umumnya berkaitan dengan kebaikan dan pembinaan karakter.

Meski terdengar sederhana, tes jago memiliki makna yang cukup dalam. Tes ayam diartikan sebagai simbol dari kesiapan dalam menghadapi tantangan hidup. Ayam jago dipilih karena dianggap memiliki keberanian dan ketangkasan dalam melawan lawannya, hal ini sejalan dengan sifat yang harus dimiliki dalam menghadapi tantangan hidup.

Tes orang sendiri bertujuan untuk mengenalkan calon warga yang baru kepada masyarakat setempat. Hal ini menjadi penting terutama pada masyarakat yang masih menerapkan sistem kekerabatan yang erat. Selain itu, tes orang juga bertujuan untuk memberikan nasehat yang dapat membantu calon warga dalam membangun karakter yang baik.

Baca Juga : Ngamuk! Massa Pesilat Gresik Buat Onar di Polsek dan Rumah Sakit

Namun, terkadang tes jago dianggap sebagai praktik klenik dan dihubungkan dengan perilaku dukun. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap makna dari tes jago itu sendiri. Masyarakat perlu memahami bahwa tes jago bukanlah sebuah praktik klenik, melainkan sebagai tradisi yang berisi makna yang dalam untuk pembinaan karakter.

Amanah Terakhir Mas Tarmadji Budi Harsono

Amanah Terakhir Mas Tarmadji Budi Harsono

Ilmusetiahati.com – Amanah Terakhir Mas Tarmadji Budi Harsono

Diujung tahun 2015 setelah konflik internal yang cukup lama di tubuh PSHT seperti mendapat pertanda alam Mas Tarmaji yang kala itu selaku Dewan Pusat meminta bantuan Mas Taufik untuk melaksanakan beberapa amanah diantaranya : 
 
1. Membentuk Tim untuk menyempurnakan ADART
2. Melaksanakan PARAPATAN LUHUR yang bermakna cerminan wujud keluhuran budi para peserta rapat
3. “seng wes yo wes” Rehabilitasi nama atau pemulihan kembali nama saudara yang pernah dipecat dari PSHT serta diaktifkanya kembali Cabang Cabang yang sebelumnya ditutup.
 
Namun takdir berkata lain Mas Tarmaji telah berpulang terlebih dulu sebelum seluruh amanah tersebut terpenuhi hingga pada 10 – 12 Marer 2016 baru terlaksana Parapatan Luhur di Jakarta dan sesuai amanah beliau maka seluruh Tokoh PSHT yang sebelumnya dipecat atau dikenai sangsi dipulihkan lagi sebagai saudara seperti Mas Zakaria, Mas Murjoko, Mas Singgih, Mas Bagyo dll dipulihkan kembali dan turut diundang dalam Parapatan Luhur dengan tujuan agar ikut aktif lagi di Kegiatan PSHT.
Mari semangat dan tidak berputus asa PSHT pasti bisa Nyawiji kembali.

Bagikan :

Legalitas Pelestari Jurus Lama (PJL)

Legalitas Pelestari Jurus Lama (PJL)

Ilmusetiahati.com – Legalitas melestarikan ajaran Ki Hadjar Hardjo Oetomo materi PSC yang awam dikenal sebagai Jurus Kawak atau Jurus Lama.
Pengurus Pusat PSHT melakukan kajian kembali dan memberikan hasil dan kesimpulan yang tertuang dalam
SURAT EDARAN : 062/PP-PSHT/XII/2017
PERIHAL : Memulihkan Persaudaraan yang Kekal Abadi.
Bahwa melarang mempelajari ajaran Ki Hadjar Hardjo Oetomo sama saja bertentangan dengan Fakta Sejarah, Mukadimah serta ketentuan pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar PSHT tahun 2016.
Jurus Kawak / Jurus Lama boleh dipelajari Seluruh warga PSHT sebagai MATERI TAMBAHAN atau EKSTRAKULIKULER guna tetap melestarikan ajaran Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari kepunahan.