Arsip Tag: PSHT

Persaudaraan Setia Hati Terate (terkenal luas sebagai PSHT atau SH Terate) adalah organisasi olahraga yang diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Pada tahun 1922 dan kemudian sepakat namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres pertamanya di Madiun pada tahun 1948.

PSHT merupakan organisasi pencak silat yang tergabung dan salah satu yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tanggal 18 Mei 1948.

Saat ini PSHT memiliki sekitar 7 juta anggota, memiliki cabang di 236 kabupaten/kota Indonesia.

10 komisariat perguruan tinggi dan 10 komisariat luar negeri di MalaysiaBelandaRusia (Moskwa), Timor LesteHongkongKorea SelatanJepangBelgia, dan Prancis.

Pada tahun 1922Ki Hadjar Hardjo Oetomo salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango, meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati.

Niat ini berasal dari latarbelakang keadaan saat itu yaitu ilmu pencak silat yang boleh mempelajarinya hanyal mereka yang memiliki status bangsawan seperti bupatiwedana atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar raden, sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa menjadi pelajaran untuk rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.

Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda.

Akhirnya mulailah berdiri SH PSC (Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”).

Kelak, pihak-pihak yang mendukung pemurnian aliran Setia Hati dan mengklaim sebagai penerus sah ajaran Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ini tergabung dalam (SH Winongo).

Selain itu, adanya tempat latihan ini mendapat kecurigaan oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo tertangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda JemberCipinang, dan Padangpanjang.

Sistem yang SH PSC gunakan ini adalah sistem paguron (perguruan) di mana guru berada pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan.

Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate.

Hard Gumay Berikan Pesan Misterius di Kejuaraan Pencak Silat PSHT

Ilmusetiahati.comHard Gumay, seorang aktor, parapsikolog, sekaligus warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), kembali menyita perhatian publik dalam perhelatan akbar Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 yang diselenggarakan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali – Solo, pada tanggal 6 hingga 7 Desember 2024. Dalam festival yang penuh makna ini, Hard Gumay tidak hanya tampil sebagai pesilat, tetapi juga menyampaikan pesan simbolik yang sarat makna dan menyimpan misteri hingga momen terakhir acara.

Kehadiran Hard Gumay dalam ajang ini bukanlah sekadar penampilan seni belaka, melainkan bentuk nyata dedikasinya terhadap seni bela diri tradisional Indonesia, khususnya pencak silat ajaran PSHT. Ia telah lama dikenal sebagai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan spiritualitas, serta aktif dalam mengembangkan berbagai kegiatan pelestarian budaya nusantara.

Dalam sesi penampilannya, Hard Gumay memperagakan teknik-teknik solo spel pencak silat yang menggabungkan gerakan indah, teknik bela diri, dan pengendalian diri secara utuh. Setiap gerakan yang ia tampilkan terlihat mengalir, kuat namun tetap anggun, mencerminkan kedisiplinan dan pengalaman panjangnya di dunia pencak silat.

Baca Juga  : Perjalanan PSHT, Dulu Melawan Penjajah Kini Jadi Beladiri Militer

Namun yang menarik perhatian bukan hanya gerakan silatnya. Di akhir penampilan, Hard Gumay melakukan sesuatu yang mengundang rasa penasaran seluruh hadirin. Ia menuliskan sebuah pesan di atas selembar kertas putih, kemudian melipatnya rapi dan menyimpannya dalam sebuah peti kayu. Peti tersebut tidak langsung dibuka, melainkan disimpan hingga pertandingan kategori solospel untuk peserta berusia di atas 60 tahun selesai. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi dan membuat seluruh peserta dan penonton bertanya-tanya tentang isi pesan tersebut.

“Saya tadi menampilkan solo spel bela diri pencak silat dalam Festival Pencak Silat Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate 2024. Setelah saya tampil, saya menulis sesuatu, lalu banyak yang penasaran. Mungkin karena saya dikenal lewat televisi, mereka mengira itu prediksi atau penerawangan,” ujar Hard Gumay, menambah misteri di antara suasana penuh antusiasme.

Festival dalam Rangka Peringatan 5 Tahun Pengakuan UNESCO

Ketua Umum PSHT, DR. Ir. H. Muhamma Taufiq, SH., M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 diselenggarakan dalam rangka memperingati lima tahun pengakuan UNESCO terhadap pencak silat Indonesia sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antarwarga PSHT dari berbagai penjuru Indonesia.

“Festival ini merupakan bentuk syukur atas pengakuan UNESCO. Harapannya, kegiatan ini bisa diselenggarakan setiap tahun. Selain mempererat silaturahmi, kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat aspek seni dalam pencak silat yang selama ini kurang diperhatikan,” terang Kangmas Taufiq.

Kegiatan ini menjadi titik tolak penting dalam memperkuat eksistensi PSHT sebagai organisasi bela diri sekaligus pelestari seni budaya bangsa. Dengan mengusung nilai-nilai luhur dan semangat gotong royong, acara ini juga membuktikan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, namun juga warisan spiritual dan kultural yang harus dijaga.

Festival ini mencatat sejarah baru dalam penyelenggaraan kejuaraan PSHT dengan menghadirkan dua kategori besar, yakni seni solospel dan seni beregu. Kategori solospel dibagi berdasarkan usia, mulai dari 30-40 tahun, 40-50 tahun, 50-60 tahun, hingga usia 60 tahun ke atas. Sementara untuk kategori beregu, setiap tim terdiri dari lima warga PSHT berusia minimal 18 tahun.

Salah satu peserta yang mencuri perhatian publik adalah Mas Mandiyono, pesilat tertua dalam acara ini. Ia berasal dari Surakarta dan lahir tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Meski usianya tidak muda lagi, semangat Mas Mandiyono tetap menyala. Ia berhasil meraih penampilan terbaik ke-2 dalam kategorinya, membuktikan bahwa usia hanyalah angka ketika semangat Setia Hati masih berkobar dalam jiwa.

“Mas Mandiyono menjadi inspirasi. Penampilannya sangat luar biasa dan memberikan semangat kepada generasi muda untuk tidak pernah menyerah dalam melestarikan ajaran PSHT,” ujar seorang peserta festival.

Ketua Panitia, Mas Adjiantoko, juga memberikan informasi menarik bahwa jumlah peserta festival mencapai 292 orang, yang merupakan perwakilan dari 35 cabang dan 7 provinsi di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Di tengah-tengah rangkaian acara, diselenggarakan pula sesi dialog budaya, yang dipandu oleh Mas Agus Mulyana, seorang kadang Setia Hati sekaligus peneliti budaya PSHT. Dialog ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, yang diwakili oleh Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah 10.

Dalam wawancaranya usai acara, perwakilan kementerian menyatakan rasa bangga terhadap Festival PSHT ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini adalah bentuk nyata pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. PSHT telah melakukan inovasi luar biasa. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berkembang dan bahkan bisa menjadi lebih besar serta dikenal dunia,” ungkap perwakilan kementerian.

Setelah pertandingan kategori usia di atas 60 tahun selesai, perhatian publik kembali tertuju pada Hard Gumay. Ia kembali ke panggung untuk membuka peti kayu berisi pesan yang ia tulis sebelumnya. Dalam suasana hening penuh penasaran, isi kertas tersebut akhirnya dibacakan di hadapan para peserta dan tamu undangan.

Ternyata, isi pesan tersebut adalah pengumuman tambahan hadiah sebesar Rp5 juta untuk pemenang kategori usia 60 tahun ke atas. Hadiah ini diberikan langsung dari Hard Gumay sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat dan dedikasi para sepuh PSHT dalam menjaga dan melestarikan ajaran pencak silat.

Pemenang yang beruntung mendapatkan tambahan hadiah tersebut adalah Prof. Ir. Edi Leksono, M.Eng., Ph.D., perwakilan PSHT Cabang Bandung, yang meraih nilai tertinggi di kategori usia di atas 60 tahun.

Tindakan ini mendapat sambutan hangat dan penuh haru dari seluruh peserta dan tamu. “Ini luar biasa. Pesan misterius yang ternyata menjadi kejutan indah dan penuh makna dari Hard Gumay. Ini bukan sekadar hadiah, tapi simbol penghargaan kepada para sesepuh yang tetap berjuang untuk budaya,” ujar seorang panitia.

Penutupan festival berlangsung secara khidmat dan disertai dengan penyerahan Piala Tetap Menteri Kebudayaan Republik Indonesia kepada juara umum Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024. Piala diserahkan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan KEMENDIKBUDRISTEK kepada Mas Taufiq, selaku Ketua Umum PSHT.

Prestasi gemilang berhasil diraih oleh Kontingen PSHT Cabang Jakarta Timur, yang dinobatkan sebagai Juara Umum setelah memborong 3 gelar Penampilan Terbaik I, 1 Penampilan Terbaik II, dan 1 Penampilan Terbaik III.

Manajer Tim PSHT Jakarta Timur, Mbak Irul, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya. “Alhamdulillah, kami dari Tim PSHT Jakarta Timur sangat bersyukur bisa menjadi Juara Umum. Kunci sukses kami adalah semangat dan latihan rutin setiap malam selama sebulan sebelum festival. Ini semua berkat dedikasi warga kami,” jelasnya.

Keterlibatan Hard Gumay dalam Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang entertainer atau parapsikolog, tetapi juga sosok yang memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian budaya bangsa. Lewat aksinya yang penuh misteri namun berakhir haru, Hard Gumay berhasil mengangkat nilai-nilai luhur pencak silat dan memberikan motivasi kepada semua generasi, khususnya para pesilat PSHT.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi seni bela diri, tetapi juga media mempererat persaudaraan, memperkokoh budaya, serta memperlihatkan pada dunia bahwa warisan leluhur seperti pencak silat masih sangat relevan dan dihargai di era modern ini.

Dengan semangat PSHT dan kontribusi dari tokoh-tokoh seperti Hard Gumay, harapan besar tumbuh bahwa pencak silat akan terus berkembang, baik sebagai seni bela diri maupun sebagai warisan budaya bangsa yang mendunia.

Hard Gumay, seorang aktor, parapsikolog, sekaligus warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), kembali menyita perhatian publik dalam perhelatan akbar Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 yang diselenggarakan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali – Solo, pada tanggal 6 hingga 7 Desember 2024. Dalam festival yang penuh makna ini, Hard Gumay tidak hanya tampil sebagai pesilat, tetapi juga menyampaikan pesan simbolik yang sarat makna dan menyimpan misteri hingga momen terakhir acara.

Kehadiran Hard Gumay dalam ajang ini bukanlah sekadar penampilan seni belaka, melainkan bentuk nyata dedikasinya terhadap seni bela diri tradisional Indonesia, khususnya pencak silat ajaran PSHT. Ia telah lama dikenal sebagai pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan spiritualitas, serta aktif dalam mengembangkan berbagai kegiatan pelestarian budaya nusantara.

Penampilan Memukau Hard Gumay dan Tindakan Penuh Teka-Teki
Dalam sesi penampilannya, Hard Gumay memperagakan teknik-teknik solo spel pencak silat yang menggabungkan gerakan indah, teknik bela diri, dan pengendalian diri secara utuh. Setiap gerakan yang ia tampilkan terlihat mengalir, kuat namun tetap anggun, mencerminkan kedisiplinan dan pengalaman panjangnya di dunia pencak silat.

Namun yang menarik perhatian bukan hanya gerakan silatnya. Di akhir penampilan, Hard Gumay melakukan sesuatu yang mengundang rasa penasaran seluruh hadirin. Ia menuliskan sebuah pesan di atas selembar kertas putih, kemudian melipatnya rapi dan menyimpannya dalam sebuah peti kayu. Peti tersebut tidak langsung dibuka, melainkan disimpan hingga pertandingan kategori solospel untuk peserta berusia di atas 60 tahun selesai. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi dan membuat seluruh peserta dan penonton bertanya-tanya tentang isi pesan tersebut.

“Saya tadi menampilkan solo spel bela diri pencak silat dalam Festival Pencak Silat Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate 2024. Setelah saya tampil, saya menulis sesuatu, lalu banyak yang penasaran. Mungkin karena saya dikenal lewat televisi, mereka mengira itu prediksi atau penerawangan,” ujar Hard Gumay, menambah misteri di antara suasana penuh antusiasme.

Festival dalam Rangka Peringatan 5 Tahun Pengakuan UNESCO
Ketua Umum PSHT, DR. Ir. H. Muhamma Taufiq, SH., M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 diselenggarakan dalam rangka memperingati lima tahun pengakuan UNESCO terhadap pencak silat Indonesia sebagai warisan budaya tak benda (WBTB). Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan antarwarga PSHT dari berbagai penjuru Indonesia.

“Festival ini merupakan bentuk syukur atas pengakuan UNESCO. Harapannya, kegiatan ini bisa diselenggarakan setiap tahun. Selain mempererat silaturahmi, kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat aspek seni dalam pencak silat yang selama ini kurang diperhatikan,” terang Kangmas Taufiq.

Kegiatan ini menjadi titik tolak penting dalam memperkuat eksistensi PSHT sebagai organisasi bela diri sekaligus pelestari seni budaya bangsa. Dengan mengusung nilai-nilai luhur dan semangat gotong royong, acara ini juga membuktikan bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, namun juga warisan spiritual dan kultural yang harus dijaga.

Kategori dan Antusiasme Peserta dari Seluruh Nusantara
Festival ini mencatat sejarah baru dalam penyelenggaraan kejuaraan PSHT dengan menghadirkan dua kategori besar, yakni seni solospel dan seni beregu. Kategori solospel dibagi berdasarkan usia, mulai dari 30-40 tahun, 40-50 tahun, 50-60 tahun, hingga usia 60 tahun ke atas. Sementara untuk kategori beregu, setiap tim terdiri dari lima warga PSHT berusia minimal 18 tahun.

Baca Juga : Profil Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq

Salah satu peserta yang mencuri perhatian publik adalah Mas Mandiyono, pesilat tertua dalam acara ini. Ia berasal dari Surakarta dan lahir tepat pada hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Meski usianya tidak muda lagi, semangat Mas Mandiyono tetap menyala. Ia berhasil meraih penampilan terbaik ke-2 dalam kategorinya, membuktikan bahwa usia hanyalah angka ketika semangat Setia Hati masih berkobar dalam jiwa.

“Mas Mandiyono menjadi inspirasi. Penampilannya sangat luar biasa dan memberikan semangat kepada generasi muda untuk tidak pernah menyerah dalam melestarikan ajaran PSHT,” ujar seorang peserta festival.

Ketua Panitia, Mas Adjiantoko, juga memberikan informasi menarik bahwa jumlah peserta festival mencapai 292 orang, yang merupakan perwakilan dari 35 cabang dan 7 provinsi di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang hingga Merauke.

Dialog Budaya dan Apresiasi dari Kementerian Kebudayaan
Di tengah-tengah rangkaian acara, diselenggarakan pula sesi dialog budaya, yang dipandu oleh Mas Agus Mulyana, seorang kadang Setia Hati sekaligus peneliti budaya PSHT. Dialog ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, yang diwakili oleh Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah 10.

Dalam wawancaranya usai acara, perwakilan kementerian menyatakan rasa bangga terhadap Festival PSHT ini. “Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini adalah bentuk nyata pelestarian Warisan Budaya Tak Benda. PSHT telah melakukan inovasi luar biasa. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berkembang dan bahkan bisa menjadi lebih besar serta dikenal dunia,” ungkap perwakilan kementerian.

Misteri Terungkap: Isi Pesan Hard Gumay yang Membuat Haru
Setelah pertandingan kategori usia di atas 60 tahun selesai, perhatian publik kembali tertuju pada Hard Gumay. Ia kembali ke panggung untuk membuka peti kayu berisi pesan yang ia tulis sebelumnya. Dalam suasana hening penuh penasaran, isi kertas tersebut akhirnya dibacakan di hadapan para peserta dan tamu undangan.

Ternyata, isi pesan tersebut adalah pengumuman tambahan hadiah sebesar Rp5 juta untuk pemenang kategori usia 60 tahun ke atas. Hadiah ini diberikan langsung dari Hard Gumay sebagai bentuk apresiasi terhadap semangat dan dedikasi para sepuh PSHT dalam menjaga dan melestarikan ajaran pencak silat.

Pemenang yang beruntung mendapatkan tambahan hadiah tersebut adalah Prof. Ir. Edi Leksono, M.Eng., Ph.D., perwakilan PSHT Cabang Bandung, yang meraih nilai tertinggi di kategori usia di atas 60 tahun.

Tindakan ini mendapat sambutan hangat dan penuh haru dari seluruh peserta dan tamu. “Ini luar biasa. Pesan misterius yang ternyata menjadi kejutan indah dan penuh makna dari Hard Gumay. Ini bukan sekadar hadiah, tapi simbol penghargaan kepada para sesepuh yang tetap berjuang untuk budaya,” ujar seorang panitia.

Puncak Acara dan Kemenangan Kontingen PSHT Jakarta Timur
Penutupan festival berlangsung secara khidmat dan disertai dengan penyerahan Piala Tetap Menteri Kebudayaan Republik Indonesia kepada juara umum Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024. Piala diserahkan oleh Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan KEMENDIKBUDRISTEK kepada Mas Taufiq, selaku Ketua Umum PSHT.

Prestasi gemilang berhasil diraih oleh Kontingen PSHT Cabang Jakarta Timur, yang dinobatkan sebagai Juara Umum setelah memborong 3 gelar Penampilan Terbaik I, 1 Penampilan Terbaik II, dan 1 Penampilan Terbaik III.

Manajer Tim PSHT Jakarta Timur, Mbak Irul, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya. “Alhamdulillah, kami dari Tim PSHT Jakarta Timur sangat bersyukur bisa menjadi Juara Umum. Kunci sukses kami adalah semangat dan latihan rutin setiap malam selama sebulan sebelum festival. Ini semua berkat dedikasi warga kami,” jelasnya.

Kesimpulan: Hard Gumay, PSHT, dan Makna Pelestarian Budaya
Keterlibatan Hard Gumay dalam Festival Pencak Silat Ajaran PSHT 2024 menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang entertainer atau parapsikolog, tetapi juga sosok yang memiliki komitmen tinggi terhadap pelestarian budaya bangsa. Lewat aksinya yang penuh misteri namun berakhir haru, Hard Gumay berhasil mengangkat nilai-nilai luhur pencak silat dan memberikan motivasi kepada semua generasi, khususnya para pesilat PSHT.

Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi seni bela diri, tetapi juga media mempererat persaudaraan, memperkokoh budaya, serta memperlihatkan pada dunia bahwa warisan leluhur seperti pencak silat masih sangat relevan dan dihargai di era modern ini.

Dengan semangat PSHT dan kontribusi dari tokoh-tokoh seperti Hard Gumay, harapan besar tumbuh bahwa pencak silat akan terus berkembang, baik sebagai seni bela diri maupun sebagai warisan budaya bangsa yang mendunia. (humas psht)

Perjalanan PSHT, Dulu Melawan Penjajah Kini Jadi Beladiri Militer

Ilmusetiahati.comSejarah PSHT dari melawan penjajah hingga kini jadi beladiri militer, menarik untuk diulas.

Cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC), perguruan pencak silat yang dirintis oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, di Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, tahun 1922.

BACA JUGA : 
Rakernas PSHT 2024 Sukses, Semakin Berprestasi, Solid dan Memancarkan Cita

Desa Pilangbango pada masa penjajag Belanda ialah desa yang berada di wilayah Kecamatan Wungu, Madiun (sekarang Desa Pilangbango statusnya berubah menjadi kelurahan, didalam Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun).

Beliau mendapatkan ilmu Pencak Silat dari Ki Ngabehi Soerodiwirjo atau dikenal sebagai Eyang Suro, pendiri dan pencipta aliran pencak silat Setia Hati (SH) pada tahun 1917.

Seiring perjalanan waktu terjadi perbedaan prinsip antara Ki Hadjar Hardjo Oetomo dengan Eyang Suro, Sang Guru berpendapat bahwa dalam Persaudaraan Setia Hati tidak boleh membeda bedakan antara pribumi dengan bangsa Belanda, sehingga bangsa Belanda boleh mendapat pelajaran Pencak Silat SH.

Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat yang berlainan, silang pendapat yang cukup prinsip adalah beliau berpendapat bahwa bangsa Belanda adalah penjajah yang harus dilawan.

BACA JUGA : Ribuan Pendekar PSHT Hitamkan Monas Hingga Bundaran HI

Oleh sebab itulah sebagai dasar pelatihan pemuda dalam rangka menyusun kekuatan melawan penjajah, beliau mengajarkan pencak silat.

Tahun 1924, Ki Hadjar Hardjo Oetomo membuat perkumpulan dengan nama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC). Perkumpulan tersebut dibuat guna membedakan antara Setia Hati Eyang Suro yang berada di Desa Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun dengan Setia Hati Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang berbasis di Desa Pilangbango.

Dalam Setia Hati Eyang Suro terdapat sumpah yang berisi larangan mengajarkan ajaran SH kepada yang bukan saudara, untuk mensiasati sumpah tersebut dalam Hadjar Hardjo Oetomo merubah Jurus yang didapat dari Eyang Suro menjadi jurus yang berbeda, kini dikenal sebagai Jurus Lama PSHT sebagai materi pokok SH PSC.

Pada masa perjuangan tercatat beberapa kali beliau  ditangkap pemerintahan kolonial Belanda dan dipenjarakan. Berbagai aksi yang beliau dan kawan kawanya lancarkan antara lain beberapa kali melempar kereta api yang lewat dan menyerang Tangsi dan pos belanda di Bosbo Madiun.

Ki Hadjar Hardjo Oetomo berluang kali dipenjara. Beliau ditangkap Belanda atas tuduhan melakukan gerakan menentang Pemerintah Kolonial Belanda di Madiun dan dihukum selama 3 (tiga bulan) di Talang, Jember.

Tahun 1925, Beliau ditangkap lagi dan dipenjara 6 bulan. Istri beliau Ibu Inem, saat itu juga ikut ditangkap dan di bawa ke Bereau Velpolitie. Tapi dipulangkan lagi setelah diinterograsi.
Dalam penjara pun tidak menurunkan semangat juang beliau, hasilanya ia dipanggil dan dibawa ke pengadilan landraad Belanda atas tuduhan merencanakan pemogokan dan menentang kebijakan pemerintah kolonial di dalam penjara.

BACA JUGA : Tingkatan di SH Panti Persaudaraan Setia Hati 1903

Ki Hadjar Hardjo Oetomo divonis penjara 5 tahun, Berdasarkan putusan itu beliau dipindahkan dari penjara Talang, Jember ke penjara Cipinang.

2 tahun di dalam penjara Cipinang,ia kembali melakukan gerakan melawan penjajah. Akhirnya, Pemerintah Belanda mengasingkan beliau ke penjara Padang Panjang (Sumatera).

Ki Hadjar Hardjo Oetomo masuk dalam deretan nama-nama pejuang Perintis Kemerdekaan RI yang akan dibuang ke Boven Digul. Tapi hukuman itu urung dijalankan karena beliau sudah menjalani hukuman selama 3 tahun di penjara Padang Pandjang.

Sebagai Beladiri Militer

Tahun 1942 era berganti ke pendudukan Jepang, di zaman ini Pencak Silat bukan lagi sebagai gerakan terlarang tapi berubah sebagai alat pergerakan untuk melawan sekutu di Perang Dunia II.

Tokoh SH PSC ( Cikal Bakal PSHT) yang terkenal saat itu adalah Hassan Soewarno, beliau dipercaya Jepang sebagai Ketua Persatuan Perkumpulan Pencak Silat di Madiun tahun 1943.

PSHT juga tumbuh subur di wilayah Indonesia Timur, sebut saja di Timor Leste, Maluku hingga Papua.

Pencak Silat PSHT diperkenalkan di Timor Leste melalui Kontingen prajurit TNI ataupun Pejabat Negara yang pernah bertugas di daerah Konflik tersebut. Pencak Silat cukup digemari oleh warga setempat dan tak dipungkiri menjadi sarana latihan fisik dan mental bagi pemuda setempat.

Tokoh PSHT yang mempunya kontribusi besar dalam berkembangnya pencak silat di bumi Timor Leste adalah Kang Mas Gunung dan Kang Mas Bambang Tunggul Wulung ke 2 nya adalah Putra Bapak Soetomo Mangkujoyo.

Di Timor Leste juga cukup banyak Warga PSHT yang mempunyai kedudukan penting di Pemerintahan, selain itu banyak juga Tokoh yang punya kedekatan dengan PSHT sebut saja Xanana Gusmao Perdana Menteri Timor Leste yang cukup akrab dengan Kang Mas Nurhadi Abbas (Ketua PSHT Pengprov Jawa Tengah).

Papua pun juga tak asing dengan PSHT, perkembanganya pun juga sama yaitu melalui Prajurit TNI dan Pejabat Negara yang bertugas di wilayah tersebut, tokoh PSHT yang cukup terkenal adalah Kang Mas Klemen Tinal.

Klemen Tinal menjabat sebagai wakil gubernur Papua selama 8 Tahun, beliau juga dipercaya oleh Ketua Umum PSHT Kang Mas Muhammad Taufiq sebagai Ketua PSHT Pengprov Papua.

Pencak Silat PSHT cukup tumbuh subur dilingkungan TNI mulai dari tingkat Koramil hingga Kodam, sebut saja Komisariat / Rayon PSHT Kodim 0413/Bangka, PSHT Yonarhanud 10/ABC, PSHT Komisariat KODAM IV/Diponegoro, PSHT Yonif Para Raider 328 Kostrad serta puluhan satuan lainya.

PSHT bisa diterima dengan mudah dilingkungan Militer selain sebagai bentuk melestarikan budaya bangsa tapi juga pencak silat PSHT memang cukup efektif digunakan sebagai beladiri, selain itu PSHT merupakan Organisai Netral yang tidak terikat oleh kekuatan politik maupuan kelompok agama tertentu sehingga cocok untuk TNI yang berasal dari beragam latar belakang.

Pencak Silat juga tumbuh subur di Eropa, Pasukan khusus anti teror Prancis RAID (Recherche, Assistance, Intervention, Dissuasion) dan GIGN (Groupe d’Intervention de la Gendarmerie Nationale) juga memasukan pencak silat sebagai salah satu ilmu bela diri militer.

Sang Instruktur bernama Eric Godart menimba ilmu Pencak silat dari Frank Ropers seorang grand master pencak silat Setia Hati Terate, yang sangat terkenal tidak hanya di Perancis namun juga di belahan eropa lainya.

Dengan berkembangnya PSHT semoga dapat memancarkan cita di seluruh penjuru bumi.

(ikrar, syk)

Rakernas PSHT 2024 Sukses, Semakin Berprestasi, Solid dan Memancarkan Cita

Ilmusetiahati.com – Pada tanggal 3-4 Oktober 2024, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Acara ini menjadi momentum penting bagi PSHT, di mana berbagai poin strategis dibahas demi pengembangan organisasi dan meningkatkan kontribusi bagi masyarakat. Salah satu yang menarik perhatian adalah upaya PSHT dalam mengembangkan sistem pendidikan, organisasi, hingga aksi sosial, yang kesemuanya dirangkum dalam rekomendasi Rakernas.

Dalam acara ini, Ketua Departemen Keorganisasian Pengurus Pusat PSHT, M Agus Susilo, SH., M.Si., menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi hasil pembahasan di tiga komisi berbeda. Setiap komisi fokus pada bidang spesifik, sesuai dengan bidang garapan masing-masing. Agus Susilo mengungkapkan bahwa seluruh peserta Rakernas terbagi ke dalam komisi-komisi tersebut untuk menyusun strategi yang akan dijadikan program kerja ke depan.

Komisi 1: Pengembangan Pendidikan dan Prestasi Pencak Silat

Komisi pertama fokus pada pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi pelatih pencak silat di PSHT. Tujuan utama adalah memperkuat pembinaan karakter dan budi pekerti siswa PSHT, selain juga meningkatkan kemampuan dalam beladiri praktis serta pencak silat prestasi.

M Agus Susilo menekankan bahwa PSHT memiliki visi besar untuk turut berkontribusi di dunia olahraga, terutama dalam bidang pencak silat prestasi. PSHT ingin mengukir sejarah dengan menyumbangkan medali untuk bangsa di berbagai ajang olahraga nasional maupun internasional.

“Tiga fokus utama kami di komisi ini adalah meningkatkan prestasi, pendidikan ajaran, dan pencak silat sebagai seni budaya. PSHT akan memberikan ruang yang sama bagi pencak silat prestasi dan ajaran, sehingga keduanya dapat berkembang seiring,” jelas Agus Susilo.

Komisi 2: Memperkuat Organisasi yang Solid dan Transparan

Komisi kedua berfokus pada penguatan sistem organisasi PSHT. Dalam Rakernas ini, dibahas program-program untuk menciptakan organisasi yang solid, transparan, dan akuntabel. Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Setia Hati, PSHT bertujuan untuk mempererat hubungan antar warga organisasi, menjadikan organisasi sebagai pengikat cita-cita bersama.

Agus Susilo menjelaskan bahwa organisasi sebesar PSHT harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama di era digital seperti saat ini. Oleh karena itu, sistem manajemen internal perlu diperbaiki agar lebih responsif terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat.

“Komisi ini akan memastikan bahwa PSHT menjadi organisasi yang kuat dan mampu menghadapi tantangan zaman. Kita harus mampu beradaptasi agar tetap relevan dan membawa manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.

Komisi 3: Aksi Sosial dan Pengabdian Masyarakat

Komisi ketiga membahas program aksi sosial dan pengabdian masyarakat. Tujuan utama dari komisi ini adalah memperkuat peran PSHT dalam membangun sumber daya manusia yang berintegritas. Melalui program pengabdian masyarakat, PSHT ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekaligus meningkatkan citra positif warga PSHT di mata publik.

“Dalam komisi ini, kita fokus pada bagaimana PSHT dapat membawa nilai-nilai luhur yang diajarkan ke dalam kehidupan masyarakat. Kami ingin PSHT menjadi motor penggerak dalam upaya memperbaiki lingkungan sosial, melalui kontribusi nyata dalam pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Agus Susilo.

Komitmen PSHT untuk terlibat dalam pembangunan masyarakat menunjukkan peran aktif organisasi ini dalam memayu hayuning bawana, atau menjaga harmoni dunia. Cita-cita luhur ini selaras dengan tujuan PSHT untuk membawa kebaikan bagi lingkungan dan masyarakat.

Ketua Umum Pengurus Pusat PSHT, Kangmas Dr. Ir. H. Muhammad Taufiq, memberikan apresiasi kepada seluruh panitia dan peserta Rakernas atas hasil yang telah dicapai. Ia menekankan pentingnya implementasi hasil Rakernas di seluruh tingkatan organisasi, dari pengurus pusat hingga pengurus cabang.

Muhammad Taufiq berharap bahwa setelah disahkan dalam rapat pleno, hasil Rakernas segera disebarkan kepada seluruh Pengurus Cabang dan Pengurus Provinsi. Hal ini bertujuan agar program-program yang telah dirumuskan dapat dijalankan secara konkret di semua level organisasi PSHT.

“Hasil Rakernas ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi seluruh warga PSHT dalam menjalankan tugasnya, sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Setia Hati. Tugas utama kita adalah memancarkan budi pekerti yang mulia, yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tutupnya.

Ribuan Pendekar PSHT Hitamkan Monas Hingga Bundaran HI

Ilmusetiahati.com – Sekitar 2.000 pendekar dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) wilayah Jabodetabek berkumpul dan menggelar aksi long march dari Monumen Nasional (Monas) hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Perjalanan sejauh enam kilometer ini bukan sekadar aktivitas olahraga, melainkan simbol persatuan, semangat, dan kebanggaan yang ditunjukkan dengan tegap dan kompak oleh para pesilat PSHT.

Dengan penuh semangat, para pendekar ini mengibarkan bendera merah putih dan bendera PSHT yang diikat pada tongkat. Setiap langkah mereka diiringi dengan nyanyian lagu-lagu perjuangan dan mars PSHT, yang membakar semangat setiap orang yang menyaksikan. Suasana ini membawa ingatan kita kembali pada masa perjuangan kemerdekaan, mengingatkan akan semangat yang sama yang pernah menggelora di masa lalu.

Ketua Umum PSHT, Mohammat Taufik, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia dan ulang tahun PSHT yang ke-103. Dengan memanfaatkan momen Car Free Day, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menyaksikan langsung semangat juang yang masih hidup dalam diri para pendekar PSHT.

“Kami mengadakan long march, senam massal, dan seni bela diri yang dipersembahkan oleh para siswa PSHT. Kami berharap kegiatan ini bisa membangkitkan semangat baru dalam diri setiap anggota PSHT untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju,” ungkap Taufik dalam pernyataannya yang dikutip dari Antara News.

Sejak didirikan pada tahun 1922, PSHT telah memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Komitmen untuk melanjutkan perjuangan yang diwariskan oleh pendiri PSHT, Eyang Hardjo Utomo, terus dipegang teguh hingga saat ini. Sebagai sosok yang juga dikenal sebagai pahlawan perintis kemerdekaan, Eyang Hardjo Utomo meninggalkan pesan kepada seluruh warga PSHT untuk selalu aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.

Baca Juga. : Serang Polisi, PSHTPM Jember Dibekukan

PSHT tidak hanya berfokus pada pembinaan bela diri, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral para anggotanya. Dalam setiap aktivitas, PSHT selalu menekankan pentingnya kerukunan dan ketenteraman, serta memperkuat rasa persatuan di antara warga negara. Taufik menegaskan bahwa pesan ini merupakan amanat langsung dari pendiri PSHT, yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain long march, kegiatan ini juga diisi dengan atraksi seni bela diri yang memukau. Para pendekar PSHT menampilkan berbagai teknik bela diri, baik dengan tangan kosong maupun menggunakan senjata tajam seperti golok, celurit, dan toya. Aksi mereka tidak hanya menghibur warga yang sedang menikmati Car Free Day, tetapi juga mengingatkan akan pentingnya menjaga nilai-nilai kebangsaan dan persatuan.

Dalam semangat yang sama, PSHT DKI Jakarta kini tengah mempersiapkan diri menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 yang akan diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara. Dengan mengirimkan sembilan atlet terbaiknya, PSHT DKI Jakarta optimis untuk meraih medali emas. Pengalaman bertanding di berbagai kejuaraan nasional dan internasional menjadi modal penting bagi para atlet untuk menghadapi kompetisi tingkat nasional tersebut.

Di tengah kesibukan kota Jakarta, langkah-langkah para pendekar PSHT pada Minggu pagi itu seolah menyuarakan pesan yang jelas: semangat juang dan persatuan adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Dengan semangat yang tak pernah padam, mereka terus melangkah, meneruskan perjuangan yang telah dimulai lebih dari seabad yang lalu.

Kehadiran PSHT dalam acara seperti ini menunjukkan betapa pentingnya peran organisasi bela diri dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebangsaan. PSHT bukan sekadar wadah bagi mereka yang ingin belajar bela diri, tetapi juga tempat untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan komitmen terhadap NKRI.

Sebagai organisasi yang telah berusia lebih dari satu abad, PSHT terus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa melupakan akar sejarah dan tradisi yang menjadi dasar berdirinya. Semangat juang yang diwariskan oleh para pendiri PSHT tidak hanya menjadi cerita masa lalu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi bangsa dan negara.

Melalui aksi-aksi seperti long march dan atraksi bela diri di Monas, PSHT berusaha menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka ingin menunjukkan bahwa semangat perjuangan masih relevan hingga saat ini, dan bahwa setiap warga negara memiliki peran dalam menjaga keutuhan NKRI.

Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi PSHT untuk memperkenalkan budaya dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh organisasi kepada masyarakat luas. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan semangat juang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Aksi ribuan pesilat PSHT yang “menghitamkan” Monas dan Bundaran HI bukanlah sekadar aksi jalan kaki, tetapi sebuah pernyataan kuat tentang pentingnya persatuan dan semangat juang dalam menjaga keutuhan bangsa. Dengan terus melestarikan nilai-nilai ini, PSHT berusaha untuk memastikan bahwa pesan-pesan kebangsaan yang diwariskan oleh para pendiri bangsa tetap hidup dan relevan di tengah tantangan zaman.

Baca Juga : Profil Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq

Bagi PSHT, Monas bukan hanya simbol Jakarta, tetapi juga simbol perjuangan dan persatuan bangsa. Dengan menggelar aksi di tempat yang penuh sejarah ini, PSHT ingin mengingatkan kita semua bahwa perjuangan belum selesai. Semangat juang harus terus dinyalakan, dan persatuan harus terus dijaga, agar Indonesia bisa maju dan sejahtera.

Melalui kegiatan ini, PSHT tidak hanya merayakan sejarah, tetapi juga menginspirasi masa depan, dengan harapan bahwa generasi mendatang akan terus menjaga dan menghidupkan semangat juang yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.

Serang Polisi, PSHTPM Jember Dibekukan

Ilmusetiahati.com – Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun (PSHTPM) Jember dibekukan, saat ini PSHTPM Jember tengah menjadi sorotan setelah 13 pesilatnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan terhadap Aipda Parmanto, anggota Polsek Kaliwates. Menyikapi kejadian tersebut, Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto, mengumumkan pembekuan sementara seluruh kegiatan PSHTPM di Jember hingga proses hukum terhadap para tersangka selesai.

Irjen Imam Sugianto menegaskan, pembekuan ini diambil sebagai langkah untuk memastikan proses hukum berjalan lancar dan agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami bekukan kegiatan PSHTPM Jember sampai proses hukum terhadap pelaku penganiayaan tuntas. Peristiwa ini harus menjadi titik tolak untuk sementara kegiatan PSHTPM di Kabupaten Jember,” ujar Imam, Jumat (26/7/2024).

Baca Juga : Pamter Pembunuh Wanita di Setren Wonogiri Ternyata Residivis Kasus Serupa

Ia menambahkan, momentum ini harus dimanfaatkan oleh PSHTPM untuk memperbaiki manajemen organisasi. “Mari kita jadikan ini sebagai momentum untuk berbenah, memperbaiki manajemen, dan menguatkan sistem agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” lanjutnya. Imam juga mengingatkan, organisasi pencak silat seharusnya tidak menciptakan kericuhan, melainkan harus mampu menjaga dan menciptakan keamanan di lingkungan sekitarnya. “Tindakan seperti ini dapat memicu ketidakstabilan keamanan,” paparnya.

Baca Juga : Profil Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq

Kapolda berharap agar PSHTPM dapat mengambil hikmah dari kejadian ini dan melakukan evaluasi menyeluruh. “Mudah-mudahan PSHTPM bisa menjadi perkumpulan pencak silat yang lebih baik dan dicintai oleh masyarakat,” harap Imam. Ia menegaskan bahwa pembekuan ini bukan untuk mematikan kegiatan, tetapi untuk menyelamatkan citra dan keberadaan organisasi pencak silat yang telah lama berdiri ini.

Peristiwa pengeroyokan terhadap Aipda Parmanto sendiri terjadi pada hari Kamis (25/7/2024) malam. Para pesilat yang terlibat, dengan jumlah 13 orang, melakukan pengeroyokan hingga mengakibatkan Aipda Parmanto menderita luka-luka. Tindakan kekerasan ini sontak membuat masyarakat dan pihak berwajib bereaksi cepat untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Polisi kini tengah mengumpulkan bukti dan saksi-saksi untuk memperkuat dakwaan terhadap para tersangka. Kejadian ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai luhur pencak silat. Banyak kalangan berharap agar PSHTPM Jember bisa segera memperbaiki diri dan kembali berkontribusi positif bagi masyarakat tanpa menciptakan masalah.

Pihak PSHTPM sendiri melalui pernyataan resmi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan keluarga korban atas peristiwa tersebut. Mereka berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. “Kami sangat menyesal atas kejadian ini dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan internal,” ungkap salah satu perwakilan PSHTPM Jember.

Selain itu, Ketua PSHTPM Jember juga mengajak seluruh anggotanya untuk mengedepankan nilai-nilai persaudaraan, kedamaian, dan keamanan dalam setiap aktivitas. “Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan memperbaiki sistem internal agar PSHTPM Jember bisa kembali menjadi organisasi yang bermanfaat dan dihormati oleh masyarakat,” tandasnya.

Dengan adanya pembekuan ini, diharapkan PSHTPM Jember dapat mereformasi diri dan kembali menjadi wadah bagi para pecinta pencak silat yang membawa dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat. Semua pihak berharap agar PSHTPM Jember bisa segera bangkit dan menunjukkan bahwa pencak silat adalah olahraga yang mendidik dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan serta kedamaian.

Profil Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq

Ilmusetiahati.com – Profil ketua umum PSHT Kang Mas Taufiq periode 2021-2026 menarik untuk disimak, Nama lengkap Muhammad Taufiq atau sering disebut dengan panggilan Mas Taufiq. Beliau lahir di Purwodadi, 22 Juni 1958. Mas Taufiq punya rekam jejak pendidikan yang memukau yaitu S1 di Sekolah Tinggi Hukum Militer tahun 2003,  S3 di Kagoshima University Jepang tahun 1991, S2 di Kagoshima University Jepang tahun 1988 dan S1: Institut Pertanian Bogor tahun 1981.

Saat ini beliau tinggal di Komplek Koperasi B – 81 Jl. Gas Alam, Cimanggis – Depok.

Untuk Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) wilayah Jabotabek, nama Dr. Ir. Muhammad Taufiq, SH, M.Sc, atau yang akrab dipanggil Mas Taufiq, sudah tidak asing lagi. Bagi para atlet pencak silat dan pengurus PSHT Pusat Madiun, kehadirannya sangat dikenal. Mas Taufiq yang berdomisili di Depok, Jakarta, aktif dalam berbagai kegiatan PSHT di wilayah Jabotabek dan juga menjadi bagian dari kepengurusan PSHT Pusat Madiun selama bertahun-tahun.

Selain mengemban berbagai jabatan penting, Mas Taufiq memiliki peran signifikan dalam pencak silat. Ia tercatat sebagai Ketua I PB IPSI dan Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing. Di bidang sosial, ia menjabat sebagai Ketua Koordinator Badan Otonom ICMI Pusat dan Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Koperasi, serta banyak lagi posisi lainnya. Prestasinya diakui dengan penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI pada tahun 1999.

Baca Juga : Ribuan Masa Hadiri Halal bihalal Korlap PSHT Cabang Magetan

Sebagai anggota PSHT sejak 1976 di Yogyakarta, Mas Taufiq juga aktif berkompetisi di berbagai kejuaraan pencak silat, termasuk meraih juara dalam laga pencak silat antar perguruan se-Jawa Barat. Bersama Kang Mas Bono, ia turut membidani kelahiran PSHT Cabang Bogor pada periode 1977-1981.

Di dunia pencak silat, Mas Taufiq memulai perannya di PB IPSI sebagai manajer kontingen pada event internasional sejak tahun 2000 dan kemudian menjadi Wakil Ketua PB IPSI. Dalam organisasi PSHT, ia dipercaya menduduki berbagai posisi penting, termasuk menjadi Ketua 4 Pengurus Pusat PSHT selama periode kepemimpinan Kang Mas Tarmadji. Ia mencapai tingkat 2 pada tahun 2008 dan menyelesaikan tingkat 3 pada 2022.

Penunjukan Dr. Ir. Muhammad Taufiq, SH, M.Sc sebagai Ketua Umum PSHT dalam Parpatan Luhur PSHT 2016 di Asrama Haji, Jakarta, merupakan hasil pertimbangan matang oleh Majelis Luhur PSHT. Keputusan tersebut menegaskan kepemimpinan dan dedikasinya yang luar biasa dalam organisasi.

Selanjutnya di Parapatan Luhur 2021 di Magetan beliau kembali dipercaya menjadi Ketua Umum untuk periode 5 tahun kedepan.

Baca Juga : Doa Untuk Leluhur, Awali Peringatan Satu Abad PSHT

Daftar Riwayat Hidup Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, Dr. Ir. Muhammad Taufiq, SH, M.Sc

Identitas Diri:

– Nama: Dr. Ir. Muhammad Taufiq, SH, M.Sc
– Tempat/Tgl. Lahir: Purwodadi, 22 Juni 1958
– Pangkat/Gol.: Pembina Utama/IVe
– Jabatan: Staf Ahli Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Internasional
– Alamat Rumah: Komplek Koperasi B – 81 Jl. Gas Alam, Cimanggis – Depok 16953
– P.W.P. : 5.881.143.1-412.000
– Email : mtaufiq226@yahoo.com

Riwayat Pendidikan:

– Program Pendidikan Singkat XVI LEMHANNAS RI, 2009
– S1: Sekolah Tinggi Hukum Militer, 2003
– S3: Kagoshima University Jepang, 1991
– S2: Kagoshima University Jepang, 1988
– S1: Institut Pertanian Bogor, 1981
– Sekolah Pertanian Menengah Atas Yogyakarta, 1976
– SMP: Sekolah Menengah Pertama Negeri Wirosari, 1973
– SD: Sekolah Dasar Negeri V Wirosari, 1970

Riwayat Jabatan:

– 2015 – sekarang: Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing
– 2013 – 2015: Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional
– 2008 – 2013: Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan
– 2005 – 2008: Deputi Menteri Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
– 2001 – 2005: Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha
– 1999 – 2001: Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Teknologi
– 1998 – 1999: Staf Ahli Menteri Bidang Partisipasi Masyarakat
– 1998: Direktur Bina Koperasi Perikanan Departemen Koperasi dan PPK
– 1994 – 1998: Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Koperasi Departemen Koperasi
– 1991 – 1994: Kepala Bidang Perikanan Peternakan Pusat Penelitian Pengembangan KUD
– 1992 – 1994: Merangkap sebagai Direktur Operasi Perusahaan Perikanan PT. Mina Seulawah Agung, Sabang – NAD

Organisasi Profesi:

– 2015-2020: Ketua Koordinator Badan Otonom ICMI Pusat
– 2014-2019: Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Koperasi
– 2012 – 2016: Ketua I Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI)
– 2011 – 2015: Sekjen Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
– 2010 – 2016: Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
– 2010 – sekarang: Wakil Ketua Dewan Pembina Flora dan Fauna TMII
– 2009 – 2014: Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Koperasi
– 2009 – 2014: Ketua Himpunan Alumni (HA) IPB Bidang Organisasi
– 2007 – 2012: Wakil Ketua Komisi I Majelis Wali Amanat (MWA) Institut Pertanian Bogor (IPB)
– 2007 – 2011: Ketua I Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI)
– 2006 – 2009: Ketua I Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
– 2005 – 2010: Wakil Sekretaris Jenderal ICMI Pusat
– 2003 – 2007: Ketua III PB IPSI
– 2002 – 2006: Ketua Umum Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
– 1998-2002: Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
– 2000 – sekarang: Penasehat Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI)
– 2000 – 2005: Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan Penerapan IMTAQ dan IPTEK ICMI Pusat
– 1999 – 2003: Ketua Himpunan Alumni IPB (HA-IPB)
– 2000 – 2003: Wakil Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
– 1998 – 2002: Sekjen Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
– 1997 – 2000: Wakil Sekjen Masyarakat Perikanan Nusantara
– 1995 – 2000: Pendiri dan Pengurus Business Innovation Centre (BIC)
– 1996 – 2000: Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
– 1996 – 1999: Pengurus Perhimpunan Masyarakat Agribisnis Indonesia
– 1998 – 1999: Ketua Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK)

[DISINFORMASI] Prabowo Tolak Hadiri Tawaran Warga Kehormatan PSHT Pusat Madiun

Ilmusetiahati.com – Prabowo Tolak Hadiri Tawaran Warga Kehormatan PSHT Pusat Madiun
Sempat viral kabar tentang pemberian gelar warga kehormatan Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun (PSHTPM) kepada Bapak Prabowo Subianto dalam rangkain Kampanye Akbar pada Jumat 9 Februari 2024.

Baca Juga : Suwardi Sukses Raih Sabuk Abadi di One Pride MMA

Berita tersebut tidaklah benar, karena Bapak Prabowo menolak menghadiri acara tersebut.
Meskipun tak dihadiri, acara yang berkedok deklarasi damai tetap berjalan tanpa kehadiran beliau.
Acara yang diadakan oleh kelompok yang mengaku ngaku sebagai PSHT tersebut mendapat banyak komentar buruk.
Bagaimana tidak, sesepuh yang seharusnya patut dicontoh perilaku dan tauladanya malah secara terang terang melakukan pelanggaran aturan PSHT yang mereka buat sendiri.
Terlihat mereka menggunakan elemen dan struktrur PSHT mulai dari rayon hingga pusat untuk kepentingan politik yang secara terang benderang merupakan bentuk pelanggaran keras terhadap PSHT.

Baca Juga : Raih Juara Pencak Silat Student Open, Pesilat Difabel Harumkan PSHT


Hal janggal lainya adalah, Bapak Prabowo sendiri adalah Ketua Umum dari PB IPSI dan Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia yang memilik nama harum juga di Indonesia.
Pemberian warga kehormatan tersebut tidaklah etis jika Warga PSHT merangkap menjadi Ketua Perguruan Pencak Silat lainya.

Suwardi Sukses Raih Sabuk Abadi di One Pride MMA

Ilmusetiahati.com – Suksesnya Suwardi dalam Meraih Sabuk Abadi di One Pride MMA, One Pride MMA 76, yang diadakan di Hall A Basket Gelora Bung Karno Jakarta pada Sabtu, 3 Februari 2024, menjadi momen bersejarah bagi Suwardi. Dalam laga utama kelas flyweight 56,7kg, Suwardi berhasil mengalahkan Irfan Aruan dan meraih sabuk abadi yang selama ini menjadi obsesinya.

Suwardi, yang juga dikenal sebagai Becak Lawu, mengejar sabuk abadi One Pride MMA dengan tekad yang kuat. Meskipun mengalami dua kegagalan sebelumnya, pada One Pride MMA 76, dia berhasil memperbaiki catatan tersebut.

Pertandingan Memikat di One Pride MMA 76

1. Pengejaran Pertama: Suwardi Menunjukkan Dominasinya

Laga dimulai dengan saling menghormati, tetapi begitu wasit Budi memulai pertandingan, Suwardi segera menunjukkan kekuatannya. Ia dengan mudah menjatuhkan Irfan Aruan, menciptakan awal yang menjanjikan.

Baca Juga : Ganjar Pranowo Berziarah ke Makam Pendiri Persaudaraan Setia Hati 1903

2. Ground Domination: Suwardi Menguasai Arena Ground

Dalam pertarungan di lantai, Suwardi mendominasi sepenuhnya. Dengan keahliannya dalam teknik ground, Becak Lawu mampu mengunci lawannya, menciptakan situasi sulit bagi Irfan Aruan.

3. Serangan Bertubi-tubi: Suwardi Memimpin Pertarungan

Meski Irfan mencoba untuk melawan, Suwardi terus melancarkan serangan bertubi-tubi. Dengan pukulan-pukulan efektifnya, Suwardi berhasil menguasai ronde pertama.

4. Kuncian Tangan Mematikan: Suwardi Mendominasi Ronde Kedua

Ronde kedua melihat Suwardi tetap mendominasi. Dengan kuncian tangan yang mematikan, Suwardi hampir saja mengakhiri pertarungan. Meskipun Irfan berhasil melepaskan diri, tetapi Suwardi terus menekan.

5. Pelanggaran dan Hukuman: Suwardi Tetap Fokus

Pada ronde empat, Suwardi menghadapi pelanggaran dari Irfan. Meskipun mendapat kartu kuning, Suwardi tetap fokus dan melanjutkan pertarungan dengan determinasi tinggi.

Baca Juga : Pembangunan Masjid Ki Ngabehi Surodiwiryo Padepokan PSHT Cabang Magetan

6. Kemenangan Mementingkan: Suwardi Menuntaskan Pertandingan

Dalam dua menit terakhir, Suwardi mengakhiri pertarungan dengan mengunci leher Irfan Aruan hingga lawannya menyerah. Sukses meraih sabuk abadi, Suwardi menunjukkan keunggulannya sebagai Raja kuncian One Pride MMA.

Dengan penuh determinasi dan keahlian bertarungnya, Suwardi sukses meraih sabuk abadi di One Pride MMA 76. Kemenangan ini tidak hanya mengukuhkan posisinya sebagai Raja kuncian, tetapi juga menambah babak baru dalam perjalanan karirnya di dunia MMA.

16 Remaja Bawa Sajam Diamankan Polisi dan PSHT di Boyolali

Ilmusetiahati.com – Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengatakan bahwa pihaknya telah mengamankan 16 remaja yang kedapatan membawa senjata tajam (sajam) di Jalan Musuk-Jatinom, Klaten, tepatnya di ruas Dukuh Dampit, Desa Singosari, Mojosongo, Minggu (10/12/2023) dini hari.

Baca Juga : PSHT Bedah Rumah Cicit Sang Pendiri, Berikut Pesan Ketua Umum Muhammad Taufiq

Kejadian bermula saat Polres Boyolali mendapat laporan dari masyarakat bahwa di lokasi tersebut ada arak-arakan sekelompok remaja. Merasa curiga, anggota PSHT bersama warga setempat lalu menghentikan sekelompok pengendara sepeda motor yang dicurigai itu. Para remaja itupun kemudian diamankan.

Setelah itu di rumah salah satu remaja yang diamankan yaitu RP (19), tepatnya di Dukuh/Desa Singaraja RT 01 RW 03, Kecamatan Mojosongo, ditemukan 16 senjata tajam berbagai macam jenis. Sajam itu diduga milik beberapa remaja yang diamankan.

Dari hasil pemeriksaan, para remaja yang diamankan rata-rata masih berstatus pelajar. Mereka diamankan petugas untuk dilakukan pemeriksaan dan pembinaan

Baca Juga : PSHT Selesaikan TOT Nasional, Ciptakan Pendekar yang Selamat, Terhormat dan Bahagia

Kasus ini menjadi peringatan bagi para remaja untuk tidak melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat dan melanggar hukum. Polres Boyolali akan menindak tegas setiap tindakan kriminalitas, termasuk membawa senjata tajam tanpa izin.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

PSHT Bedah Rumah Cicit Sang Pendiri, Berikut Pesan Ketua Umum Muhammad Taufiq

Ilmusetiahati.com – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) kembali memperlihatkan komitmennya dalam membangun solidaritas sosial. Bersama Korlap, Relawan Terate Peduli, Forum Tingkat II PSHT Nusantara, LKBH PSHT, dan Pengprov PSHT Jawa Timur, mereka bergotong royong dalam proyek bedah rumah yang sangat istimewa. Proyek ini berfokus pada pemugaran rumah Mas Tanu Wijaya Hidayat, seorang keturunan atau cicit dari pendiri PSHT, Ki Hadjar Hardjo Utomo.

Ketua Umum PSHT, Kangmas Dr. Ir. H. Muhammad Taufiq, SH. M.Sc, menyambut baik inisiatif ini yang sebelumnya telah menjadi keinginan banyak anggota PSHT. Pelaksanaannya telah dimulai, dan Kangmas Taufiq merasa sangat bersyukur akan kesempatan ini.

“Alhamdulillah, kami mendapat kesempatan ini, amanah dari seluruh anggota PSHT untuk membantu Mas Tanu telah dimulai dan sedang dilaksanakan. Semoga apa yang kami lakukan ini bermanfaat,” ungkapnya.

Proyek ini dikoordinir oleh Mas Asrori, yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Pembangunan. Kegiatan ini berlangsung di rumah Mas Tanu yang terletak di Perum Persada Hijau Blok L9 No. 47, Kelurahan Benjeng, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada Minggu (05/11/2023).

Baca Juga : 6 Pelaku Penyerangan PSHT Mojokerto ditangkap, Pelaku Aniaya Siswa Hingga Meninggal

Rencananya, pemugaran bangunan ini akan mencapai tingkat pengerjaan sekitar 80%. Estimasi biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan juta rupiah. Sebagai persiapan, Mas Tanu telah dipindahkan ke sebuah kontrakan sementara, dan pekerjaan pemugaran akan dimulai pada pagi hari.

Menurut informasi dari pihak yang terlibat dalam proyek ini, Kangmas Fendi Sugiarto bertindak sebagai koordinator Relawan Terate Peduli.

“Alhamdulillah, sejak kemarin Mas Tanu sudah ditempatkan di kontrakan untuk satu bulan ke depan. Pagi ini, kami telah melakukan pengosongan rumah dan memulai pembongkaran bagian-bagian yang akan direnovasi,” ujar Kangmas Fendi.

“Proyek pemugaran meliputi perbaikan bagian atap rumah, kusen pintu dan jendela, kamar mandi, lantai rumah, serta teras. Semua akan kami kerjakan dengan sungguh-sungguh,” tambah Kangmas Fendi.

Sementara itu, Kangmas Agung Handaryanto yang berada di lokasi proyek ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari warga PSHT dari cabang-cabang sekitar, termasuk cabang Surabaya, cabang Gresik, dan cabang Sidoarjo.

Baca Juga : Sejarah Pamter atau Paspamter PSHT

Ia juga berharap, dengan semangat gotong royong dan kerjasama yang solid, proyek pemugaran ini dapat selesai dengan cepat. Sehingga Mas Tanu dapat segera kembali dan menikmati rumah yang telah dipulihkan sepenuhnya. Gotong royong dan kerjasama adalah kunci utama yang memungkinkan PSHT untuk terus menjalankan misinya dalam mewujudkan kesejahteraan dan persaudaraan di masyarakat.

Semoga proyek ini menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat lainnya dan berdampak positif bagi Mas Tanu dan keluarganya.